Bisnis tidak dapat berdiri sendiri. Bisnis selalu mengikuti perkembangan disekitarnya. Pesatnya era digital mengharuskan pelaku bisnis memahami dan melakukan inovasi.
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) telah resmi diberlakukan. Ini menuntut pelaku bisnis melakukan inovasi-inovasi agar dapat menciptakan keunggulan bersaing terhadap produk asing yang membanjiri pasar domestik.
Tidak hanya itu, lingkungan bisnis juga mengalami perubahan signifikan akibat perkembangan teknologi informasi. Dan itu mendorong munculnya inovasi-inovasi baru yang mengubah model-model bisnis yang ada.
Contohnya adalah pergeseran toko serba ada tradisional menjadi situs belanja online. Ini menjadikan pengelola bisnis tradisional beradaptasi melakukan inovasi mempertahankan posisinya di industri.
Rahmat Danu Andika, (Head of Business Partner Special Project Bukalapak. com), menjadi pemateri pertama yang menyampaikan bahwa seiring perkembangan teknologi maka bisnis baru berbasis internet juga marak.
“Selalu ada risiko untuk gagal, tapi ya kenapa tidak dicoba? Dan bisnis berbasis online atau internet juga berkembang pesat sekarang ini. Mulai banyak loh, calon mertua yang menanyakan punya bisnis apa? Kalau bisa jawab kan bangga,” kata Dika.
Peningkatan kemakmuran dan kemampuan bertahan hidup adalah tujuan utama yang ingin dicapai organisasi bisnis. Kedua tujuan ini bisa dicapai jika organisasi bisnis memiliki keunggulan bersaing di industrinya.
Untuk mencapai keunggulan bersaing yang diharapkan, organisasi bisnis tidak dapat mengabaikan perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan bisnisnya. Termasuk perkembangan teknologi internet.
Merujuk pada teori sistem terbuka, organisasi bisnis mau tidak mau harus berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungannya. Organisasi bisnis juga harus menyadari bahwa lingkungan bisnis yang dihadapinya kini semakin bersifat dinamis dan penuh ketidakpastian.
Kesadaran ini harus diikuti dengan cara merespon secara proaktif, bahkan mampu menjadi agen perubahan bagi industrinya.
Jawa Timur adalah provinsi dengan basis perekonomian UMKM cukup besar. Disampaikan Dr. Ir. Made Sukarta, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Provinsi Jawa Timur bahwa 95.58% dari piramida UMKM di Jawa Timur merupakan usaha mikro.
“Untuk itu keterlibatan akademisi dan peneliti sangat dibutuhkan. Di era digital dna perkembangan internet yang sangat luar biasa butuh 3 pilar penting selain akademisi dan peneliti, butuh dukungan pemerintah serta pelaku koperasi dan UMKM,” kata Made Sukarta.
Jika ke 3 pilar itu bergerak sesuai tugas masing-masing lanjut Made Sukarta, maka dibutuhkan juga peraturan yang mendukung tata laksana usaha di era digital ini untuk perlindungan penjual maupun pembeli.
Sementara itu disampaikan Dr. Teodora Winda Mulia panitia seminar bahwa manfaat yang dapat diperoleh dari penyelenggaraan The 9th National Conference Faculty of Business (NCFB) and Doctoral Colloquium tersebut diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata dan dirasakan masyarakat.
“Semoga kedepan nanti kegiatan ini memberikan manfaat serta kontribusi bagi masyarakat, sehingga kontribusi Fakultas Bisnis dan Pascasarjana UKWMS bagi masyarakat dapat semakin dirasakan,” pungkas Teodora Winda Mulia.
Kegiatan seminar Jumat (14/10/2016) ini digelar di kampus Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) oleh Fakultas Bisnis dan Pascasarjana UKWMS.(tok/ipg)