Banjir sepertinya sudah menjadi agenda tahunan di beberapa wilayah Indonesia. Padahal, banjir bisa menyebabkan dampak yang tidak baik bagi dunia perekonomian dalam negeri.
Sebab, menurut Wisnu Wibowo pengamat ekonomi dari Universitas Airlangga, banjir bisa meningkatkan inflasi akibat tidak lancarnya arus distribusi barang.
“Yang saya lihat efek banjir ini adalah membuat tidak lancarnya arus distribusi barang. Ujung-ujungnya adalah kestabilan pasokan terganggu. Kalau pasokan terganggu, maka yang terjadi adalah harga di pasar akan naik. Intinya, banjir ini akhirnya bisa membuat inflasi meningkat,” kata Wisnu saat dihubungi suarasurabaya.net, Selasa (9/2/2016) malam WIB.
Untuk mengantisipasi kelangkaan barang, Wisnu menyarankan kepada pemerintah untuk mengeluarkan stok barang untuk “menambal” kelangkaan pasokan barang akibat permasalahan banjir ini.
“Pemerintah harus mengeluarkan stok barangnya untuk mengatasi kalau ada kelangkaan sesaat akibat banjir ini. Bulog misalnya dengan mengeluarkan stok berasnya,” ujar dia.
Selain dengan mengeluarkan stok barang, Wisnu mengimbau agar pemerintah mengantisipasi kelangkaan barang dengan memberikan subsidi transportasi akibat ketidaklancaran arus lalu lintas karena banjir ini.
Sementara itu, menurut Rahmat Setiawan pengamat ekonomi Universitas Airlangga, dampak negatif dari banjir selain peningkatan inflasi adalah membuat sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi terganggu.
“Ya seperti PKL-PKL (Pedagang Kaki Lima) itu kan akhirnya usahanya jadi agak terganggu karena banjir ini. Mereka bisa tidak membuka dagangannya akibat banjir. Jadi, perputaran ekonomi di sektor ini jadi melambat,” kata Rahmat.(dop/ipg)