Nur Harjantie Kepala Unit Edukasi dan Informasi Area 2 Bursa Efek Indonesia (BEI) mengajak masyarakat beralih dari menabung secara konvensional menjadi berinvestasi saham. Sebab, menurut Nur, menabung kini terasa kurang relevan apalagi untuk menyesuaikan penghasilan dengan tingkat inflasi.
“Dalam 10 tahun terakhir inflasi nasional rata-rata 6,1 persen. Artinya tiap tahun uang kita itu berkurang 6,1 persen, karena inflasi tidak bisa dibendung. Kalau kita ingin tetap, cari investasi saham. Sebab pasar saham bisa memberikan return yang tinggi dibanding emas, properti, dan deposito. Meskipun bukan berarti investasi saham tidak ada risiko. High risk, high return,” kata dia, Jumat (15/1/2016) di Surabaya.
Menurut Nur, kini investasi di pasar modal sudah lebih terjangkau daripada tahun-tahun yang lalu. Sehingga hal ini merupakan peluang bagi investor pemula untuk mau berinvestasi di pasar modal.
“Investasi sekarang adalah suatu kebutuhan. Apalagi, sekarang modal untuk memiliki saham di pasar modal sudah murah. Dengan uang Rp100.000 saja sudah bisa menjadi investor,” kata dia.
Ajakan BEI ini direspon dengan baik oleh kalangan akademisi. Suparyadi Rektor Universitas Kadiri (UNISKA) Kediri, Jawa Timur, mengatakan, mengajari mahasiswa bagaimana seluk beluk dunia pasar modal berarti membekali mereka ketika terjun di dunia kerja.
“Ini kejelian pimpinan perguruan tinggi untuk menangkap peluang. Bagaimana membuat mahasiswa begitu keluar dari kampus, memiliki jiwa kewirausahaan. Sehingga begitu lulus, tidak hanya keluar masuk kantor untuk menjual ijazah. Bahkan kalau perlu, sebelum lulus bisa cari duit sendiri. 1.200 mahasiwa UNISKA kini punya kelompok-kelompok studi pasar modal dari total 5.000 mahasiswa,” ujar Suparyadi.(dop/ipg)