Sabtu, 23 November 2024

BBM dan Ikan Mujair Akibatkan Jatim Alami Deflasi

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan
Teguh Pramono, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, ketika memberikan keterangan pers di kantornya, Senin (2/5/2016). Foto : Taufik suarasurabaya.net

Harga-harga beberapa komoditas di Jawa Timur mengalami deflasi sebesar 0,25 persen di bulan April 2016. Beberapa komoditas penyumbang terjadinya deflasi diantaranya adalah kelompok transportasi, komunikasi serta jasa keuangan.

“Deflasi kali ini lebih disebabkan turunnya harga BBM, tarif listrik, serta keputusan pemerintah tentang penurunan tarif transportasi umum,” kata Teguh Pramono, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, ketika memberikan keterangan pers di kantornya, Senin (2/5/2016).

Menurut Teguh, dari tujuh kelompok utama pengeluaran, kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami deflasi hingga 1,73 persen; kemudian kelompok peruamahan, air, listrik, gas dan bahan bakar mengalami deflasi sebesar 0,15 persen; kemudian kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,09 persen.

Meski secara umum mengalami deflasi, namun empat kelompok utama sebenarnya mengalami inflasi meskipun tak besar, diantaranya kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,53 persen; diikuti kelompok kesehatan sebesar 0,30 persen; kelompok sandang sebesar 0,12 persen; dan kelompok bahan makanan sebesar 0,02 persen.

Dari data yang ada, deflasi di Jawa Timur tertinggi di Kabupaten Banyuwangi sebesar 0,61 persen; diikuti Kabupaten Jember sebesar 0,46 persen; Kota Kediri sebesar 0,45 persen; Kota Malang sebesar 0,40 persen; Kabupaten Sumenep sebesar 0,39 persen; Kota Probolinggo sebesar 0,16 persen, Kota Surabaya sebesar 0,15 persen dan Kota Madiun sebesar 0,08 persen.

Jika dirinci, maka Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi adalah bensin, beras, cabai merah, tarif listrik, telepon seluler, cabai rawit, kentang, solar, pasir, dan mujair.

Menurut Teguh, deflasi ternyata tak hanya terjadi beberapa kota di Jawa Timur, melainkan juga banyak di beberapa provinsi lain dengan deflasi tertinggi terjadi di Kota Serang sebesar 0,70 persen; diikuti Kota Semarang sebesar 0,50 persen; Kota Jakarta sebesar 0,27 persen; Kota Bandung sebesar 0,17 persen; dan Kota Yogyakarta sebesar 0,16 persen. (fik/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs