Masih tersentralisasinya aktivitas kepelabuhanan Indonesia di Pulau Jawa membuat disparitas harga barang di satu daerah dan daerah lainnya cukup tinggi.
Steven Lasawengen Ketua DPC Indonesia National Ship Owner Association (INSA) Surabaya mengatakan, 70 persen kapal Indonesia menunggu muatannya di Pulau Jawa.
“Kapal-kapal di pulau-pulau lainnya itu sedikit sekali. Sebagian besar nunggu muatannya di Jawa. Jadi bisa dibayangkan kenapa harga barang di pulau Jawa dan pulau-pulau lain disparitasnya cukup tinggi,” ujar dia, Kamis (27/1/2016) di Surabaya.
Selain terpusatnya kapal-kapal barang, Steven mengatakan disparitas harga yang tinggi juga disebabkan oleh buruknya infrastruktur kepelabuhanan di Indonesia.
“Kalau dibandingkan, infrastruktur di pulau Jawa dan di Papua itu jauh sekali. Di Papua itu kalah jauh kualitas pelabuhannya dibanding pulau Jawa,” ujar dia.
Sementara menurut Hengki Pratoko Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Jatim, kualitas pelabuhan di Indonesia termasuk buruk diantara negara-negara ASEAN lainnya.
“Kualitas pelabuhan Indonesia berada di peringkat 80 dunia. Itu kalau dirata-rata. Karena tidak semua pelabuhan Indonesia tidak bagus kan. Kalau Singapura berada di posisi 2, Malaysia 16, Thailand 52, dan Vietnam pada posisi 76 dunia,” kata Hengky.(dop/rst)