Jumat, 22 November 2024

Tingginya UMK Membuat Industri Persepatuan Jatim Anjlok

Laporan oleh Dodi Pradipta
Bagikan

Winyoto Gunawan Ketua Asosiasi Persepatuan Indonesia (APRISINDO) Jawa Timur mengatakan tingginya Upah Minimum Kerja (UMK) membuat industri persepatuan di Jatim terus mengalami kerugian.

“Sejak 3-4 tahun lalu kenaikan UMK sangat signifikan, ini membuat industri sepatu di Jatim tidak seimbang. Semakin lama barang-barang kita semakin tinggi cost-nya. Kita mengalami kerugian sekitar 40 persen karena tingginya UMK ini. Ini tidak pernah terjadi di industri sepatu dunia manapun. Ini bisa membuat para pelaku industri sepatu beralih menjadi trader,” kata dia pada Radio Suara Surabaya, Sabtu (15/8/2015).

Menurut David Sukardi Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Ciputra Surabaya, alokasi dana bagi tenaga kerja untuk industri persepatuan di Jatim merupakan yang kedua tertinggi dibandingkan lainnya. Sehingga, ketika UMK terus naik, maka otomatis kondisi industri persepatuan pasti akan goncang.

“Struktur biaya di industri persepatuan memang yang paling tinggi yakni 53 persen. Karena ada bahan baku yang tidak bisa dibuat di Indonesia. Sedangkan biaya tenaga kerja itu yang kedua tertinggi yaitu 35 persen,” katanya.

Menurut David, harusnya pemerintah mempunyai perencanaan untuk menetapkan biaya tenaga kerja setiap tahunnya. Sehingga, fluktuasi biaya tenaga kerja tersebut bisa diantisipasi oleh para pelaku industri.

“Dengan prosentase 35 persen, kenaikan UMK tentu berdampak besar kan. Untuk itu pemerintah harus menyadari membuat perencanaan-perencanaan seperti UMK tahun ini berapa, tahun depan berapa, dan seterusnya. Sehingga pengusaha itu bisa mengkalkulasi biaya perusahaan dengan tepat tiap tahunnya,” ujar dia. (dop/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
35o
Kurs