Minggu, 19 Januari 2025

Tekan Impor, Pemerintah Disarankan Lakukan Reformasi Struktural

Laporan oleh Dodi Pradipta
Bagikan
Wasiaturrahma Ekonom Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Foto: dok./suarasurabaya.net

Pemerintah disarankan untuk benar-benar serius memanfaatkan dan mengolah barang-barang lokal agar nilai impor Indonesia bisa ditekan. Namun selama ini, barang-barang lokal masih dinilai lebih mahal daripada barang impor.

Wasiaturrahma Ketua Program Studi S2 Magister Ilmu Ekonomi Universitas Airlangga mengatakan, mahalnya barang-barang lokal Indonesia tidak akan terjadi jika reformasi struktural dijalankan oleh pemerintah.

“Tanpa adanya reformasi struktural jangan harap Indonesia bisa bagus. Kalau pemerintah bisa memangkas rantai struktural terhadap barang-barang lokal kita, tidak mungkinlah lebih mahal. Apa sih yang kita tidak punya? Kalau kita bisa menggali bahan baku lokal, kenapa kita harus impor?,” ujarnya kepada suarasurabaya.net, Jumat, (18/9/2015).

Sementara itu, Taufik Saleh Kepala Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah Bank Indonesia Jatim mengatakan, untuk menekan impor pemerintah harus benar-benar memanfaatkan konektivitas antar daerah.

“Konektivitas antar daerah itu harus dilakukan. Misalnya wilayah A kekurangan bahan baku, lalu wilayah B kelebihan bahan baku yang dibutuhkan wilayah A. Maka sudah seharusnya wilayah B memasok bahan bakunya tersebut ke wilayah A begitu juga sebaliknya. Dengan begini, maka impor akan bisa ditekan,” kata Taufik.

Di Jawa Timur sendiri, hingga kini masih mengimpor ampas kedelai dari Amerika Serikat sebagai pakan ternak. Dinas Peternakan Jatim memberikan keterangan, impor tersebut dilakukan karena lahan untuk menanam kedelai yang ada di Jawa Timur sudah tidak mencukupi kebutuhan domestik. (dop/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Surabaya
Minggu, 19 Januari 2025
25o
Kurs