PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III telah menyelesaikan pembangunan Terminal laut Teluk Lamong serta revitalisasi Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS). Bahkan baik Teluk Lamong maupun APBS, pada hari Jumat (22/5/2015) besok keduanya juga akan diresmikan langsung oleh Joko Widodo (Jokowi) Presiden RI.
“Baik Teluk Lamong maupun APBS ini merupakan upaya kami untuk mengawali kebangkitan maritim Indonesia dari Jawa Timur. Dulu kita memiliki Majapahit, dan kini saatnya menyambut hari kebangkitan nasional kita bangkitkan maritim Indonesia mulai dari Jawa Timur,” ujar Djarwo Surjando, Direktur Utama PT Pelindo III, Kamis (21/5/2015).
Menurut Djarwo, dengan selesainya revitalisasi APBS maka kapal-kapal besar yang mencapai 80 ribu deadweight tonnage (DWT/bobot mati) saat ini dengan mudah bisa masuk ke Tanjung Perak.
Sebelumnya, APBS hanya memiliki kedalaman minus 9,5 meter low water sping (LWS) dan lebar hanya 100 meter. Kondisi ini mengakibatkan ukuran kapal yang masuk ke Tanjung Perak hanyalah kapal berukuran kecil maksimal 15 DWT. Namun revitalisasi APBS telah menjadikan alur tersebut saat ini memiliki kedalaman minus 13 meter LWS dan lebar 150 meter.
Kondisi ini tentu sangat menguntungkan tidak hanya bagi PT Pelindo III melainkan juga bagi seluruh pelabuhan yang ada di sepanjang APBS. Pabrik pupuk PT Petrokimia Gresik misalnya, jika sebelumnya hanya mampu membawa fosfat sebesar 15 ribu ton, kini sudah mampu mendatangkan kapal pengangkut fosfat hingga 60-80 ribu ton.
Tak hanya itu, kapal petikemas yang dulunya maksimal mengangkut 1.500 TEUs kini mampu membawa 3.000 TEUs petikemas. “Dengan demikian angkutan akan semakin murah dan berdampak pada daya saing logistik nasional,” ujarnya.
Dengan semakin dalamnya APBS, maka kapal-kapal dari Tanjung Perak saat ini juga sudah memungkinkan untuk membuka rute baru hingga ke Tiongkok bahkan ke negara-negara kawasan Eropa.
Sementara itu, Husein Latief, Direktur Teknik dan Teknologi PT Pelindo III mengatakan, APBS ini tentu sangat mendukung berdirinya Terminal Teluk Lamong.
Terminal yang dibangun sejak tahun 2000 ini sedianya memang akan digunakan untuk melayani tak hanya petikemas domestik melainkan juga petikemas innternasional bahkan juga untuk curah kering.
“Teluk Lamong untuk tahap pertama ini kita desain berkapasitas 500 ribu TEUs Petikemas Domestik dan 1 juta TEUs Petikemas Internasional,” kata dia.
Selain itu, saat ini juga sedang dibangun fasilitas untuk curah kering yang sedianya akan mulai digunakan pada tahun 2016 mendatang dengan kapasitas 5 juta ton curah kering. (fik/ipg)