Kota Surabaya Jawa Timur kekurangan desainer-desainer interior profesional. Padahal, pertumbuhan industri kreatif semacam desain interior ini di Jawa Timur sangat bagus sekali.
“Setiap tahunnya, lulusan desain interior di Surabaya tidak sampai seratus. Padahal industri ini prospeknya sangat bagus sekali. Di Jawa Timur sendiri, pertumbuhan industri kreatif semacam ini sebanyak 20 persen setiap tahunnya,” demikian kata Hari Santoso Koordinator Bidang Profesi Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) Jawa Timur Kamis (2/4/2015) di Surabaya.
Kata Hari, menurutnya, fenomena kekurangan desainer interior profesional di Surabaya ini akibat dari tidak adanya wadah atau fasilitas bagi masyarakat untuk belajar interior.
“Surabaya hanya memiliki dua perguruan tinggi yang memiliki jurusan desain interior, yaitu Universitas Ciputra dan Petra. ITS pun baru saja kan memulai membuka jurusan ini. Lulusannya pun hanya terserap 20 persen yang benar-benar terjun di dunia interior. Harusnya, idealnya itu 50 persen,” ujarnya.
Menurutnya, dunia industri kreatif seperti desain interior ini harus benar-benar ditangkap peluangnya oleh masyarakat. Ini karena konsumen di dunia interior pun cukup banyak.
“Saya sering menjumpai teman-teman desainer interior yang sampai overload menerima order. Ini merupakan tanda bahwa industri ini memang mempunyai nilai jual yang baik,” terangnya.
Saat ini, kata Hari, tren yang sedang naik daun di dunia desain interior adalah maraknya bangunan yang bertema Go Green atau ramah lingkungan.
“Saat ini Go Green sudah menjadi idola dan gaya hidup di dunia desain interior. Saat ini memang desai-desain interior arahnya kesana. Seperti pemakaian barang bekas menjadi bahan baku interior di hotel-hotel maupun tempat lainnya,” pungkasnya. (dop/rst)
Teks Foto:
– Hari Santoso Koordinator Bidang Profesi Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) Jawa Timur
Foto: Dodi suarasurabaya.net