Sukses tak datang dengan tiba-tiba. Begitu pesan kuat yang diberikan CEO Bukalapak.com pada sekitar even Start Surabaya di Spazio Hall, Sabtu (4/7/2015).
Berlabel #thebackstage, acara yang diikuti sebanyak 500 peserta ini menjadi ajang testimony alumni Teknik Informatika ITB ini. Bagaimana merintis dan membangun bukalapak bisa menjadi sebesar sekarang ini.
Saat ini, terang Zaky, bukalapak dikunjungi 1,5 sampai 2 juta pengungjung tiap hari. Transaksi yang dibukukan dalam sehari mencapai Rp5-6 miliar. Cerita sukses ini, tak dibangun dalam sekejap. “Bisnis ini, bersama kawan, saya rintis sejak 2010 lalu. Bermula dari modal nekat dan galau,” kata dia.
Galau? Ya,ini perasaan yang dialami miliarder kelahiran Sragen ini saat dinyatakan lulus cumlaude dari ITB pada 2010 lalu. Saat ini, berkecamuk perasaan, apa yang akan dilakukan.
Apalagi, terang Zaky, waktu itu, ada semacam doktrin yang diberikan Rektor ITB pada dirinya. “Saya diingatkan, kira-kira setelah ini mau kemana? Kalau sekadar mencari kerja, sayang. Artinya harus mengalahkan ribuan orang lain untuk mendapatkan pekerjaan itu. Sama seperti saat saya masuk ITB dimana harus menyisihkan banyak peserta lainnya. Artinya, saya dituntut untuk berbuat sesuatu. Mampu memberi manfaat bagi yang lain,” kata dia.
Tapi apa? Lama berfikir, Zaky akhirnya terinspirasi untuk memulai bisnis jual beli online. Ini didasari keinginan kuatnya untuk memajukan usaha Indonesia, khususnya kalangan UMKM. Sayang, tekad besar ini, belum bersambut di lapangan. Beberapa rekan-rekannya di ITB, kurang berminat saat ditawari untuk gabung. Tapi, ini tak membuatnya putus asa.
Bersama satu kawan waktu itu, dia kemudian membangun bisnis ini mulai dari nol. Tantangan terbesar adalah merayu kalangan usaha untuk mau jualan di bukalapak. Kelihatan mudah tapi di masa itu, tawaran seperti ini dianggap lucu. Jualan di internet? Apa untungnya? “Saat itu, saya ingat betul, justru kalangan UMKM yang antusias. Karenanya, saya sangat berutang dengan mereka,” kata dia.
Tak hanya itu, Zaky juga memanfaatkan media daring dengan rajing mengirim pesan ke para pelaku usaha yang ada di Facebook. Setiap hari, sedikitnya 500 pesan dia kirim menyasar para pelaku usaha ini. Responnya cukup bagus. Setiap hari, jumlah pelapak terus bertambah.
Bahkan setahun setelah didirikan, tercatat sudah ada 15 ribu pelapak yang miliki akun di situs ini. “Saya masih ingat, waktu itu saya harus bangun pagi pagi untuk mengirim sebanyak mungkin pesan dan tawaran di facebook. Tak hanya itu, saya juga permudah mereka dengan buatkan akun, email dan password-nya. Pokoknya, semua kita permudah dan berikan agar mereka mau tinggal di bukalapak,” ujarnya.
Kerja keras ini tak sia-sia, bukalapak terus tumbuh besar. Kendati begitu, Zaky masih menyimpan obsesi besar. Salah satunya menjadikan bukalapak ini terus tumbuh secara massif dan melekat dengan keseharian masyarakat Indonesia. Jika saat ini ada 2 juta pengunjung maka dalam beberapa tahun ke depan, ada 100 juta orang yang tiap hari berkunjung ke bukalapak. “Ini mimpi kami. Karena itu, semagat kami, tiap hari adalah growth, berkembang dan terus tumbuh,” kata dia.
Tak hanya itu, jumlah karyawan juga dipacu untuk terus meningkatkan. Bukalapak yang awalnya diurusa dua orang dan kini 150 karyawan maka dalam tiga tahun ke depan, jumlah karyawannya bisa mancapai 1000 orang. “Tak hanya berhenti pada jumlah itu. Kami ingin, bukalapak ini nanti menjadi semacam kampus. Tempat kumpul anak muda Indonesia yang peduli pada kemajuan UMKM dengan penguatan di industri ini dan teknologi,” ujarnya.
Sementara itu, hadir dalam sharing inspiratif ini Tri Rismaharini, Walikota Surabaya. Orang nomor satu di Surabaya ini menyemangati para peserta untuk terus kerja keras, tak mudah menyerah dan menjauh dari pikiran instan. “Orang-orang hebat yang ada saat ini dirintis melalui kerja keras dan kesungguhan. Sama sekali bukan dari cara berpikir instan,” kata Risma. (fik)
Teks Foto : berbagi sukses bukalapak.
foto : istimewa