PT Phapros Tbk menyatakan harga obat harus segera dinaikkan pemerintah seiring penguatan mata uang dolar Amerika Serikat terhadap rupiah yang berdampak pada kenaikan harga bahan baku obat.
Kenaikan biaya produksi konsekuensi logis dari gejolak ekonomi dipicu devaluasi yuan China alias Tiongkok. Bahan baku obat-obatan di Tanah Air masih sangat banyak yang diimpor, termasuk obat-obatan generik yang seharusnya bisa murah harganya.
“Kami sudah melakukan diskusi dengan sejumlah pihak di antaranya gabungan perusahaan farmasi, BUMN, dan BUMN farmasi terkait kenaikan harga obat,” kata Direktur Utama PT Phapros Tbk, Iswanto, di Semarang, Rabu.
Menurut dia, sebagai produsen yang memenuhi kebutuhan obat nasional terkait dengan kebijakan BPJS, PT Phapros keberatan dengan kenaikan harga bahan baku itu.
“Komponen bahan baku impor pada obat generik ini cukup tinggi, bahkan mencapai 65-70 persen dari seluruh komponen bahan baku yang digunakan,” katanya seperti dilansir Antara.
Padahal, dari awal terjadinya penguatan dolar AS terhadap mata uang rupiah hingga saat ini sudah mencapai 25 persen.
Secara keseluruhan, total kebutuhan bahan baku impor dari India dan China sudah mencapai 95 persen.
“Dikhawatirkan jika harga obat tidak segera dinaikkan kami menjadi tidak konsisten dalam menyuplai kebutuhan obat di satuan kerja terkait program BPJS diantaranya dinas kesehatan dan rumah sakit,” katanya.
Mengenai tuntutan kenaikan itu, pihaknya sudah menyampaikan kepada Kementerian Kesehatan. Diharapkan, Menteri Kesehatan segera meninjau harga bahan baku dengan kondisi penguatan dolar AS yang sedang berjalan.
“Kami sudah mengusulkan besaran kenaikan tersebut antara 25-30 persen untuk seluruh jenis obat yang terkait dengan BPJS,” katanya.
Saat ini, pihaknya tengah menunggu hasil rapat yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan. Secara regulasi, hasil dari rapat tersebut akan disampaikan kepada lembaga kebijakan pengadaan barang/jasa Pemerintah (LKPP).
“Selanjutnya, LKPP akan menyampaikan hasil tersebut kepada produsen obat termasuk PT Phapros,” katanya. (ant/dwi)