Pemerintah Jawa Timur optimis petani tembakau mampu memproduksi tembakau virginia setara dengan kebutuhan tembakau seluruh perusahaan rokok di Indonesia. Selama ini, Indonesia memang masih mengandalkan tembakau impor yang mencapai 150 ribu ton pertahun.
“Secara nasional produk kita belum sampai 200 ribu ton padahal kebutuhannya hampir 300 ribu ton tembakau sehingga memang harus impor,” kata Samsul Arifin, Kepala Dinas Perkebunan Pemerintah Jawa Timur, di sela-sela bertemu dengan perwakilan petani tembakau di Grahadi, Selasa (7/7/2015).
Untuk lokal Jawa Timur, produksi tembakau tahun ini masih mencapai 90 ribu ton atau meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 73 ribu ton pertahun. Dari total ini, 70 persen di antaranya adalah tembakau virginia yang merupakan tembakau pokok untuk memenuhi kebutuhan industri rokok.
“Kalau untuk industri rokok di Jatim kita bisa, tapi kalau industri nasional belum bisa mencukupi,” ujarnya. Meski begitu, petani, kata dia, sebenarnya masih bisa meningkatkan produksi jika mendapatkan berbagai kemudahan dari pemerintah. Kemudahan di antaranya dengan penyediaan bibit murah serta bantuan permodalan.
Di Jawa Timur sendiri, selama ini petani tembakau mampu menghasilkan tiga jenis tembakau yaitu virginia dengan kadar low nikotin kurang dari dua persen; lantas tembakau menengah dengan kadar nikotin antara 2-3 persen; dan tembakau khusus dengan nikotin tinggi misalnya tembakau Jawa serta tembakau Naos yang memang khusus untuk cerutu.
Sementara itu, untuk meningkatkan produktifitas tembakau, Soekarwo menjanjikan adanya bantuan permodalan bagi para petani melalui Bank Tani.
“Kita memang berkepentingan untuk menjadikan Jatim itu sebagai pusatnya tembakau low nikotin, dan saya kira ini akan bisa dilakukan sehingga ketergantungan pada impor tembakau bisa dikurangi,” kata dia. (fik/ipg)