PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) benar-benar ingin mewujudkan Tanjung Perak sebagai pusat poros maritim Indonesia kawasan timur. Setelah merampungkan pembangunan Eco Green Port Teluk Lamong, kini pengerukan Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) juga telah selesai dilakukan.
”Dengan alur yang diperdalam, kini kapal-kapal berukuran besar dengan muatan lebih banyak bisa dengan mudah masuk ke Tanjung Perak,” kata Djarwo Surjanto, Direktur Utama PT Pelindo III.
Menurut Djarwo, pengerukan dan pelebaran APBS dikerjakan dalam waktu sekitar setahun, berupa pelebaran alur dari 100 meter menjadi 150 meter dan pendalaman alur hingga minus 13 meter low water spring (mLWS/di bawah permukaan laut).
Pengerukan dan pelebaran APBS sendiri dilakukan Van Oord Dredging and Marine contractors BV (Van Oord) yang merupakan kontraktor asal Belanda yang ditunjuk oleh Pelindo III untuk melakukan pekerjaan pengerukan APBS setelah melalui serangkaian tahap pelelangan.
Ditambahkan Djarwo, setelah pekerjaan selesai pihak Van Oord saat ini dalam proses melakukan pemantauan dan perawatan alur selama dua tahun.
Pengerukan dengan biaya mencapai US 76 juta dolar ini merupakan tahap pertama dan akan dilanjutkan lagi sehingga APBS bisa memiliki lebar hingga 200 meter dengan kedalaman hingga minus 16 mLWS.
Kini, dengan selesainya pengerukan alur, maka APBS yang dulunya hanya bisa dilalui satu lajur arah lalu lintas laut, kini sudah bisa double arah lalu lintas laut. Selain itu, kapal petikemas yang dulunya maksimal berbobot 20 ribu DWT, saat ini kapal petikemas super besar berbobot 50 ribu DWT juga sudah bisa masuk ke Tanjung Perak.
Untuk kapal berisi LPG maupun LNG yang dulunya hanya berbobot maksimal 12 ribu DWT, kini meningkat menjadi kapal berbobot 60 ribu DWT yang bisa masuk ke Tanjung Perak. Begitu juga untuk kapal tanker yang awalnya hanya maksimal berbobot 40 ribu DWT, saat ini kapal tanker berbobot 65 DWT juga bisa masuk. Bahkan untuk kapal curah kering, yang awalnya hanya berbobot 40 DWT, saat ini kapal curah kering berbobot 90 ribu DWT bisa masuk.
Sementara itu Hendiek Eko Setiantoro, Pemimpin Proyek Pekerjaan APBS mengatakan proses pengerukan sempat terkendala adanya pipa kodeco yang melintang di alur pelayaran. “Kami lakukan pengerukan di empat titik lokasi di sepanjang APBS dengan perkiraan jarak total kurang lebih sekitar 19 kilometer, dengan volume pasir dan lumpur mencapai 10 juta meter kubik,” kata dia.
Edi Priyanto, Kepala Humas PT Pelindo III memastikan, dengan rampungnya pengerukan APBS, maka pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur akan bisa dipacu lagi.
“Ini karena adanya efisiensi biaya, mengingat kapal-kapal berukuran besar dengan volume muatan yang dibawa lebih banyak dapat masuk ke Pelabuhan Tanjung Perak,” ujarnya. (adv/fik/edy)
Teks Foto :
– Aktivitas di Terminal Teluk Lamong
Foto : Pelindo III