Produk buah lokal Indonesia berhasil menembus pasar Jepang dimana untuk pertama kalinya sejak penandatanganan kerja sama Indonesia-Jepang dalam Economic Partnership Agreement (IJEPA) tahun 2008 lalu, produk pisang dalam negeri mulai memasuki pasar Negeri Sakura tersebut.
“Baru tahun ini Indonesia dapat memanfaatkan kuota pisang sebanyak seribu ton per tahun dengan tarif nol persen. Keberhasilan ini merupakan pencapaian penting mengingat pasar produk pertanian Jepang sangat ketat,” kata Yusron Duta Besar RI untuk Jepang dalam siaran pers yang diterima Antara.
Yusron menambahkan, Jepang menerapkan standar mutu dan kesehatan yang sangat tinggi untuk impor produk pertanian dan dengan masuknya buah pisang ke pasar Jepang tersebut maka keberhasilan tersebut merupakan pengakuan tingginya standar kualitas produk buah Indonesia, khususnya pisang.
Total konsumsi buah Jepang saat ini tercatat sekitar 5,4 juta ton per tahun dan 1,8 juta ton diantaranya adalah buah impor. Pasar buah impor Jepang didominasi oleh pisang sebanyak satu juta ton per tahun dan nanas 200 ribu ton per tahun.
Dari total pisang impor, brand yang paling banyak dikonsumsi adalah Dole, Sumifru, Delmonte, dan Chiquita. Impor untuk kedua jenis buah tersebut mencakup 65 persen total impor buah Jepang. Oleh karena itu, Yusron mendorong eksportir Indonesia untuk terus menjaga kualitas produknya sehingga dapat mewujudkan target peningkatan pangsa pasar ekspor Indonesia.
“Keberhasilan ini juga dapat berdampak positif bagi peningkatan kesejahteraan para petani buah Indonesia,” ujar Yusron.
Untuk produk buah lainnya seperti nanas, Jepang mengimpor hampir 100 persen dari Filipina dengan brand Dole dan Delmonte. Namun, saat ini Indonesia sudah mengekspor nanas ke Jepang dengan pangsa pasar sekitar 20 persen, dimana nilai ekspor pisang dan nanas Indonesia tahun 2015 diperkirakan mencapai 15 juta dolar AS.
“Kita harapkan pencapaian di sektor pisang dan nanas ini akan diikuti produk buah-buahan lainnya,” tambah Yusron.
Sementara itu, Julia Atase Perdagangan (Atdag) RI di Jepang menyampaikan bahwa bisnis impor produk pisang Cavendish sangat menjanjikan di pasar Jepang. Sebab, pasokan pisang dari Filipina mulai berkurang karena negara itu sering dilanda bencana alam angin topan dan banjir.
Untuk menaikkan ekspor ke Jepang, juga dilakukan melalui pertemuan dengan importir di Jepang, Transpacific Foods Japan Co. Ltd yang dalam pertemuan tersebut dibahas upaya untuk terus meningkatkan pangsa pasar produk pertanian Indonesia di Jepang.
Untuk tahun 2015, Transpacific Foods Japan Co. Ltd. berencana akan mengimpor pisang Cavendish dari PT. Nusantara Tropical Farm (NTF) sebanyak 8.147 ton dan nanas sebanyak 1.673 ton.
Saat ini sebanyak 96 persen pasar pisang di Jepang masih dikuasai Filipina, dan ditargetkan Indonesia akan menargetkan 10-15 persen pangsa pasar Jepang. Konsumsi per kapita pisang di Jepang rata-rata 7-8 kg per tahun atau 50 buah setahun dan sebanyak 80 persen dikonsumsi oleh rumah tangga. (ant/dwi)