Achmad Zaky CEO Bukalapak.com mengatakan potensi produk perdagangan online atau e-commerce sangat bagus di Indonesia. Sebab, pertumbuhan gadget di Indonesia begitu luar biasa saat ini.
“Gadget itu sangat membantu sekali buat para pelaku e-commerce. Efektivitas gadget begitu memudahkan mereka-mereka yang berjualan lewat online,” kata dia kepada wartawan, Senin (24/8/2015).
Namun menurut Zaky, pasar potensial e-commerce di Indonesia saat ini masih belum terlalu dimanfaatkan oleh masyarakat. Dirinya membandingkan nilai transaksi e-commerce di Indonesia dan di Tiongkok.
“Di Tiongkok itu e-commerce nilai transaksinya Rp3 ribu trilliun setiap tahunnya. Nilai itu merupakan 10 persen dari retail. Kalau di Indonesia e-commercenya masih 1 persen dari retail. Jadi masih sangat kecil sekali,” ujar dia.
Salah satu penyebab masih kurangnya e-commerce di Indonesia disebabkan oleh minimnya pelaku e-commerce. Pasalnya, masyarakat Indonesia masih menganggap usaha melalui internet sangat rumit.
“Masyarakat Indonesia masih banyak.yang berpikir usaha lewat online itu susah. Mereka kebanyakan minder duluan. Janganlah dikira e-commerce itu susah. Kerja dari rumah pun bisa. Tidak punya modal pun bisa usaha ini,” katanya.
Zaky berharap masyarakat Indonesia harus berpartisipasi di dunia e-commerce agar tercipta kompetisi yang positif. Menurutnya, dunia e-commerce sangat membutuhkan kompetisi untuk melanggengkan usaha ini ke depannya.
“Sebab melalui kompetisi, dunia e-commerce dituntut untuk selalu menciptakan inovasi-inovasi. Itu yang membuat e-commerce tumbuh dengan baik. Brazil dan Jepang itu dunia e-commercenya dimonopoli satu perusahaan saja. Malah stuck pertumbuhannya. Karena tidak ada inovasi. Tapi di Tiongkok, luar biasa perkembanganya karena pelaku e-commerce disana juga banyak,” katanya. (dop/dwi)