Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur pada Triwulan III-2014 hanya sebesar 5,91 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan proyeksi sebesar 6,2 persen. Penyebabnya adalah melambatnya kinerja sektor pajak hotel dan restoran (PHR) , industri pengolahan dan konsumsi masyarakat.
Hestuwibowo, Deputy Director Divisi Advisory dan Pengembangan Keuangan Daerah Bank Indonesia pada Heru Pamungkas Reporter Suara Surabaya mengatakan, perlambatan industri pengolahan disebabkan berkurangnya pengolahan minerba.
Perlambatan PHR karena berkurangnya okupansi ketika lebaran akibat turunnya jumlah wisatawan ke Jawa Timur. Sedangkan sektor pertanian meningkat seiring peningkatan pada sub sektor tabama (komoditas palawija) dan peternakan (komoditas sapi menjelang Idul Adha serta komoditas susu).
Selain itu konsumsi pemerintah juga mengalami peningkatan, karena pencairan dana THR PNS, dana hibah atau bansos ke Kab/Kota serta dana-dana kegiatan prasarana fisik seperti perbaikan jalan antar kota dan antar provinsi menjelang Idul Fitri. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) meningkat seiring meningkatnya pembangunan hotel dan restoran serta infrastruktur seperti kelanjutan pembangunan tol trans jawa Kertosono-Mojokerto.(iss/dwi)