Lembaga-lembaga seperti Bank Dunia dan Bank Indonesia sepakat jika perekonomian Indonesia akan tumbuh diatas 5 persen tahun depan. Namun menurut Ichsanuddin Noorsy pengamat ekonomi, prediksi tersebut harus tetap diimbangi dengan kewaspadaan dalam menghadapi gejolak.
“Masih ada risiko-risiko misalnya dengan Fed Fund Rate atau turunnya harga minyak dunia. Belum lagi adanya pelambatan perekonomian Tiongkok dan belum pulihnya kondisi perekonomian Eropa,” kata dia, Rabu (23/12/2015) di Surabaya.
Hal-hal yang disampaikan oleh Noorsy tersebut menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki ketergantungan yang tinggi dengan perekonomian internasional.
“Kalau ekonomi internasional membaik maka ekonomi kita juga ikut membaik. Kalau memburuk, kita juga kena dampaknya,” kata dia.
Oleh karena itu, dirinya mengatakan paket-paket kebijakan ekonomi Jokowi-JK harus benar-benar menjadi stimulus yang bisa mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia.
“Paket-paket itu diharapkan bisa menstimulus pertumbuhan ekonomi. Kalau tidak dikawal dengan baik, maka efeknya tidak akan berdampak signifikan,” ujar dia.
Sementara itu, Noorsy mengatakan perekonomian di Jawa Timur sendiri juga diprediksi akan tumbuh dengan baik di tahun depan.
“Untuk menumbuhkan perekonomian, Jatim harus fokus terhadap bidang UMKM. Tapi jangan fokus pemodalannya saja, tapi juga harus fokus dengan sumber dayanya, produksinya, dan distribusinya,” kata dia.(dop/dwi)