Rata-rata produksi kedelai di Jawa Timur adalah 420.000 ton per tahun dan impornya sebesar 65.000 ton per tahun serta memberikan sumbangan inflasi 0,01 persen (April 2015). Maka, untuk mengendalikan inflasi, diperlukan upaya pengembangan budidaya kedelai dengan pendekatan klaster.
Oleh karena itu, Bank Indonesia (BI) Jatim bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Lamongan untuk mengembangkan klaster kedelai.
“Di Jatim, Kabupaten Lamongan merupakan penghasil kedelai utama. Dengan luas lahan tanaman kedelai 24.000 Ha dengan tingkat produktivitas yang masih relatif rendah yaitu 1,4 ton/Ha. Tujuan utama pengembangan klaster kedelai di Kabupaten Lamongan adalah dalam rangka meningkatkan produksi dan pendapatan petani kedelai,” kata Syarifuddin Bassara Deputi Kepala Perwakilan BI Jawa Timur, Kamis (24/9/2015).
Pengembangan klaster kedelai didahului dengan pembangunan demplot seluas 15 Ha. Dengan pendampingan tenaga PPL dan konsultan ahli kelembagaan dan budidaya khususnya varietas Grobogan.
“Demplot kedelai telah menunjukkan hasilnya. Diantaranya waktu panen lebih cepat (kurang dari 75 hari) dan produksi yang relatif tinggi dibandingkan varietas wilis yang selama ini banyak ditanam oleh petani di Lamongan,” kata dia. (dop)