Winarno Tohir, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) menilai, masih tingginya harga gabah akibat panen yang belum merata di semua daerah.
“Saat ini panen tidak merata sehingga petani sangat menikmati harga gabah yang justru lebih tinggi dari HPP (Harga Pembelian Pemerintah),” kata Winarno Tohir, Senin (20/4/2015).
Menurut dia, kenaikan harga gabah, tentunya sangat menguntungkan petani. Meskipun di satu sisi, kenaikan ini menjadikan Perum Bulog akhirnya sulit untuk menyerap gabah dari petani.
Winarno mengatakan, sesuai Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2015, HPP gabah untuk tahun ini telah dinaikkan dari Rp4.200 menjadi Rp4.650 perkilogram untuk gabah kering giling. Sedangkan untuk gabah kering panen dari Rp3.300 menjadi Rp3.700 perkilogram.
Selain harga yang cenderung tinggi, panen yang tak bersamaan juga menjadikan kualitas padi dari petani juga beragam. “Mayoritas hasil panen kali ini baik, namun memang ada beberapa daerah dengan kandungan air yang besar sehingga kualitasnya buruk karena kandungan airnya melebihi batas 30 persen,” ujar dia.
Meski harga gabah cenderung tinggi, namun harga beras ternyata masih stabil karena beras yang ada di pasaran saat ini masih cukup melimpah. (fik/ipg)