Bambang Sukadi Ketua Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) Jatim menyambut baik adanya paket-paket ekonomi yang selama ini dikeluarkan oleh pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Namun dirinya memprediksi paket-paket tersebut baru akan terasa dampaknya di bulan keenam tahun 2016.
“Kalau sampai sekarang belum terasa efeknya. Paketnya saja baru berlaku mulai tanggal 1 Januari 2016 kan. Mungkin paket-paket ini akan baru terasa pada bulan Juni tahun depan,” kata Bambang, Selasa (22/12/2015) di Surabaya.
Menurut Bambang, anggota-anggota GINSI pun sampai saat ini masih banyak yang belum paham mengenai aturan-aturan baru mengenai impor di paket-paket kebijakan tersebut.
“Aturannya mengenai impor kompleks, sulit dipahami. Permasalahan-permasalahan aturan pun hingga kini masih kurang dipahami oleh para importir. Makanya ini kami (GINSI Jatim) sosialisasi terus kepada para importir,” ujarnya.
Aturan yang dikritisi oleh Bambang mengenai impor adalah soal adanya barang larangan dan/atau pembayasan (Lartas) yang selama ini diterapkan oleh pemerintah. Menurutnya, adanya lartas tersebut tidak sesuai fakta di lapangan dan merugikan konsumen.
“Tujuannya memang baik untuk memproteksi produk dalam negeri. Tapi kenyataannya kan ada produk dalam negeri yang tidak bisa memenuhi kebutuhan nasional. Kalau tidak boleh impor, konsumen sendiri kan yang rugi,” ujar Bambang.
Menurut Bambang, di tahun 2016, perekonomian Indonesia sebenarnya memiliki peluang yang besar untuk menjadi semakin baik. Asal, Indonesia mampu memaksimalkan produktivitas di berbagai sektor agar mempunyai efek yang memajukan perekonomian nasional.
“Semua sektor seperti pertanian, kelautan, dan sektor-sektor lain harus diciptakan produktivitasnya. Buat industri pengolahan di dalam negeri. Itu efek multiplayernya tinggi dan bisa mengurangi pengangguran,” kata dia.(dop/iss/tok)