Soekarwo, Gubernur Jawa Timur menyesalkan penutupan jalur kargo di Bandara Internasional Juanda. Menurut dia, apapun yang terjadi harusnya pelayanan umum diprioritaskan.
“Kalau ada masalah antara TNI AL dan Angkasa Pura, silakan diselesaikan. Prinsipnya pelayanan umum itu jangan sampai terganggu karena permasalahan keduanya,” kata Soekarwo yang akrab disapa Pakde Karwo, Jumat (13/3/2015).
Untuk mengurai masalah ini, Soekarwo pada Kamis (12/3/2015) malam juga telah menemui Panglima Armada TNI Al Wilayah Timur (Pangarmatim). Tapi, kata dia, Pangarmatim mengatakan jika penutupan ini merupakan kewenangan dari mabes TNI AL.
“Jadi setelah menghubungi Pangarmatim, saya langsung menghubungi KASAL, tapi karena beliau sedang di Belanda, saya akhirnya menghubungi Panglima TNI untuk segera menyelesaikan ini,” ujarnya.
Sebagai penanggungjawab pelayanan publik di Jawa Timur, Soekarwo mengaku sangat menyayangkan adanya penutupan ini. Apalagi, dampak dari penutupan dipastikan akan menggangu perekonomian Jawa Timur.
“Saya di lapori Pak Wakhid (Kepala Dishub Jatim–red), jika ini diteruskan, dampaknya kargo menumpuk dan pesawat bisa jadi akan mengalami delay,” kata dia.
Menurut Soekarwo, penutupan jalur kargo di Juanda ini, dilatarbelakangi karena belum selesainya perjanjian kersajama antara Angkasa Pura 1, dengan TNI Angkatan Laut sebagai pemilik lahan. Akibat tak adanya titik temu perjanjian, maka TNI AL terpaksa menutup jalur kargo yang menghubungkan antara terminal 1 dan terminal 2 Juanda. (fik/ipg)