Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Timur mengimbau pabrik garam beryodium di Jawa Timur agar benar-benar melakukan penyerapan garam rakyat. Tujuannya, untuk meminimalisir impor garam dari negara lain.
“Serap garam sebanyak-banyaknya dari rakyat selama bisa.
Pakailah bahan baku di dalam negeri setinggi-tingginya atau seoptimal-optimalnya. Baru impor, kalau memang tidak mencukupi,” kata Liliek Aggraeni Kepala Bidang Industri Agro dan Kimia saat ditemui suarasurabaya.net, Selasa, (22/9/2015).
Liliek juga menyatakan pabrik garam beryodium untuk tetap menyerap garam rakyat, meskipun ada garam impor yang harganya lebih murah daripada garam rakyat.
“Kalau stok ada, tetap utamakan garam dalam negeri dulu. Walaupun ada yang lebih murah dari luar. Impor itu kan kalau barang itu tidak ada di Indonesia. Kedua, barang itu ada, tapi jumlahnya kurang. Terakhir, barangnya ada, tapi spesifikasinya tidak sesuai dengan yang dibutuhkan,” ujar dia.
Sementara itu, Ninik Sumarini Kasi Industri Kimia Disperindag Jatim, menyatakan kondisi garam konsumsi di pasar Jatim hingga saat ini sudah memenuhi syarat.
“Garam konsumsi untuk industri yang menengah besar di Jatim kadar kio3 (kalium iodat) yang ditambahkan ke garam sudah mencapai 30 ppm (part per million). Itu syaratnya,” kata dia. (dop/ipg)