Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Selasa (10/3/2015) pagi turun lima poin dari posisi terakhir kemarin ke level Rp13.030 per dolar AS.
Reza Priyambada Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia mengatakan kenaikan jumlah pekerja di luar pertanian dan penurunan pengangguran di Amerika Serikat memunculkan kembali spekulasi akan kenaikan suku bunga acuan AS (Fed fund rate) yang membuat beberapa mata uang dunia seperti rupiah tertekan.
Sentimen positif dari peningkatan cadangan devisa Indonesia pada Februari, menurut dia, cenderung meredup terdampak sentimen dari ekspektasi terhadap kebijakan The Federal Reserve Amerika Serikat
Kendati demikian, menurut dia, sentimen positif dari fundamental ekonomi Indonesia yang dalam jangka panjang diperkirkaan masih baik akan menopang mata uang rupiah.
“Untuk sementara laju rupiah cenderung terkena imbas global, ke depan potensi pembalikan arah ke area positif masih terbuka bagi rupiah,” katanya seperti dilansir Antara.
Guntur Tri Hariyanto Analis Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menambahkan deflasi Januari dan Februari juga memunculkan ekspektasi bahwasuku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) bisa kembali turun.
“BI rate yang rendah diharapkan dapat memberikan dorongan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depannya. Apalagi, perbaikan defisit neraca berjalan Indonesia diperkirakan masih berlanjut,” katanya. (ant/dwi)