Sabtu, 23 November 2024

Kurs Dolar AS Menguat

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan

Kurs dolar AS menguat terhadap sebagian besar mata uang utama pada Rabu (8/4/2015) karena investor menunggu risalah pertemuan terakhir Federal Reserve yang dipantau secara cermat, yang dijadwalkan akan dirilis pada Rabu.

Seperti dilansir Antara, setelah pertemuan kebijakan Maret, the Fed menghapus janji untuk bersabar dalam memulai menaikkan suku bunganya, yang analis lihat sebagai isyarat untuk membuka jalan bagi kenaikan suku bunga bunga secepatnya pada Juni 2015.

Risalah pertemuan pada Rabu (8/4/2015) diharapkan dapat memberikan petunjuk lebih lanjut tentang waktu kenaikan suku bunga.

Greenback berada di bawah tekanan di dua sesi sebelumnya, karena laporan daftar gaji non pertanian AS lebih lemah dari yang diharapkan para analis.

Namun, para pejabat Fed masih menunjukkan optimisme tentang pemulihan ekonomi AS. Presiden Fed New York William Dudley mengatakan pada Senin bahwa pelambatan pertumbuhan kuartal pertama sebagian besar mencerminkan kondisi darurat, termasuk cuaca musim dingin yang keras.

Sementara itu, Dennis Lockhart Presiden Fed Atlanta juga mengatakan pada Senin bahwa pelemahan ekonomi baru-baru ini mungkin tidak akan berlanjut.

Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 1,15 persen menjadi 97,890 pada akhir perdagangan.

Di sisi ekonomi, lowongan pekerjaan AS pada Februari tercatat 5,1 juta, sedikit berubah dari 5,0 juta pada Januari, menurut Departemen Tenaga Kerja pada Selasa.

Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,0831 dolar dari 1,0979 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,4833 dolar dari 1,4924 dolar. Dolar Australia naik menjadi 0,7639 dolar dari 0,7626 dolar.

Dolar AS dibeli 120,37 yen Jepang, lebih tinggi dari 119,34 yen pada sesi sebelumnya. Greenback naik menjadi 0,9653 franc Swiss dari 0,9556 franc Swiss, dan naik menjadi 1,2492 dolar Kanada dari 1,2467 dolar Kanada, demikian seperti dikutip dari Xinhua. (ant/dwi/ipg)

Berita Terkait

Kurs Dolar AS Menguat

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan

Kurs dolar AS menguat terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya karena data ekonomi yang keluar dari negara itu secara keseluruhan positif.

Seperti dilansir Antara, indeks Non-Manufaktur tercatat 56,9 persen pada Februari, 0,2 persen lebih tinggi dari angka Januari, di atas konsensus pasar 56,5, mencerminkan pertumbuhan yang berkelanjutan di sektor non-manufaktur AS, kata Institute for Supply Management (ISM) dalam survei bulanannya, lapor Xinhua.

The Automatic Data Processing (ADP) melaporkan bahwa lapangan pekerjaan sektor swasta AS meningkat 212.000 pada Februari. Angka terbaru itu di bawah konsensus pasar untuk kenaikan 220.000 pekerjaan, tetapi masih menunjukkan momentum pertumbuhan lapangan pekerjaan di AS.

Para investor sedang menunggu laporan data penggajian non pertanian (nonfarm payroll) resmi yang akan dirilis Jumat, untuk mendapatkan pandangan yang lebih komprehensif tentang pemulihan pasar tenaga kerja di negara itu.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,62 persen menjadi 95,975 pada akhir perdagangan, tingkat tertinggi sejak September 2003.

Selain itu, euro turun terhadap dolar AS ke tingkat terendah dalam hampir 12 tahun sebelum pejabat Bank Sentral Eropa (ECB) membahas rincian program pembelian obligasi 1,1 triliun pada Kamis.

Pada akhir perdagangan di New York, euro turun menjadi 1,1074 dolar dari 1,1178 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,5261 dolar dari 1,5366 dolar. Dolar Australia turun menjadi 0,7820 dolar dari 0,7822 dolar.

Dolar AS dibeli 119,71 yen Jepang, lebih tinggi dari 119,69 yen pada sesi sebelumnya. Greenback naik menjadi 0,9629 franc Swiss dari 0,9611 franc Swiss, dan merosot ke 1,2414 dolar Kanada dari 1,2487 dolar Kanada. (ant/dwi)

Berita Terkait

Kurs Dolar AS Menguat

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan

Kurs dolar AS menguat terhadap mata uang utama lainnya pada Jumat (27/2/2015) pagi meskipun data ekonomi negara itu secara keseluruhan negatif.

Seperti dilansir Antara, indeks Harga Konsumen AS untuk semua konsumen perkotaan menurun 0,7 persen pada Januari disesuaikan secara musiman, kata Departemen Tenaga Kerja AS, Kamis. Ini adalah penurunan terbesar sejak 2008 karena penurunan harga energi dan mengalahkan konsensus pasar untuk penurunan 0,6 persen.

Para analis mengatakan tekanan inflasi yang rendah dari negara itu menyulitkan bank sentral untuk menaikkan suku bunganya dalam waktu dekat.

Sementara itu, angka pendahuluan untuk klaim pengangguran awal disesuaikan secara musiman dalam pekan yang berakhir 21 Februari meningkat 31.000 dari tingkat direvisi pekan sebelumnya menjadi 313.000, melebihi ekspektasi pasar 285.000, Departemen Tenaga Kerja melaporkan pada Kamis.

Namun, pesanan baru untuk barang tahan lama manufaktur pada Januari naik 2,8 persen menjadi 236,1 miliar dolar AS, mengalahkan konsensus pasar, kata Departemen Perdagangan AS, Kamis.

Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama, naik 1,14 persen menjadi 95,290 pada akhir perdagangan.

Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,1199 dolar dari 1,1356 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,5406 dolar dari 1,5526 dolar. Dolar Australia turun ke 0,7795 dolar dari 0,7889 dolar.

Dolar AS dibeli 119,44 yen Jepang, lebih tinggi dari 118,86 yen dari sesi sebelumnya. Dolar AS naik ke 0,9536 franc Swiss dari 0,9475 franc Swiss, dan meningkat menjadi 1,2527 dolar Kanada dari 1,2429 dolar Kanada, demikian dilaporkan Xinhua. (ant/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
34o
Kurs