Sejumlah eksportir di Kabupaten Jember, Jawa Timur menghentikan pembelian tembakau Naa Oogst yang merupakan bahan cerutu akibat krisis ekonomi yang terjadi di Eropa.
“Tahun ini kami belum bisa membeli tembakau petani karena 10 gudang yang kami miliki masih penuh dengan sisa tembakau tahun 2013 dan 2014,” kata Hengky alias Gong Xin salah seorang eksportir tembakau PT Kemungsari usai rapat dengar pendapat dengan Komisi B DPRD Jember, Senin (7/9/2015) seperti dilansir Antara.
Komisi B DPRD Jember mengundang sejumlah eksportir tembakau, petani tembakau, Dinas Perkebunan dan Kehutanan Jember serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan ESDM Jember terkait dengan keluhan petani tembakau yang tidak bisa menjual tembakaunya yang diduga akibat abu vulkanis Gunung Raung.
“Sebenarnya kami sudah mengimbau kepada petani tembakau yang bermitra dengan PT Kemungsari untuk tidak menanam tembakau karena krisis Eropa dan tahun ini diperparah dengan dampak abu vulkanis Raung,” tuturnya.
Menurutnya sejumlah pabrikan di Eropa yang terkena krisis menghentikan pembelian tembakau cerutu dan hanya menghabiskan sisa stok yang ada sehingga para eksportir tidak bisa berbuat banyak atas kondisi tersebut.
“Tembakau yang kami beli tahun lalu hanya terjual 30 persen saja sedangkan 70 persen sisanya masih menumpuk di gudang karena sejumlah pabrikan di Eropa mengurangi pembelian kepada eksportir dan tahun ini kami kemungkinan belum membeli tembakau petani,” paparnya.
Hal senada juga disampaikan Erlambang Budi Darmanto eksportir PT Jenggawah Jaya yang mengaku terpaksa menghentikan pembelian tembakau karena persoalan modal.
“Stok tembakau tahun lalu masih banyak dan sejumlah gudang yang kami miliki masih penuh dengan tembakau tahun lalu, sehingga sementara ini kami belum bisa membeli tembakau Naa Oogst petani,” katanya.
Suwarno Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jember mengatakan, petani Naa Oogst saat ini gelisah dan terancam bangkrut karena tidak ada eksportir dan pabrikan yang membeli tembakau petani akibat abu vulkanis Gunung Raung.
“Luas lahan tembakau Naa Oogst di Jember 1.900 hektare karena berdasarkan data Dinas Perkebunan dan Kehutanan Jember mencatat rencana pembelian tembakau cerutu tahun ini sebanyak 2.250 ton. Dengan luas lahan tersebut diprediksi semua tembakau petani dapat terbeli, namun kenyataannya tidak,” keluhnya.
Ia berharap ada solusi terbaik bagi petani tembakau karena Jember merupakan salah satu kabupaten penghasil tembakau terbaik dan berjuluk “Kabupaten Tembakau”, sehingga perlu dukungan Pemkab dan DPRD Jember.
Sementara Imam Suyuti anggota Komisi B DPRD Jember meminta eksportir tetap membeli tembakau petani meskipun dengan harga yang cukup murah karena petani sangat terpuruk tidak bisa menjual tembakaunya.
“Dalam rapat dengar pendapat ini, kami berharap ada solusi dan kebijakan eksportir untuk membeli tembakau petani berapa pun harganya dan abu vulkanis Raung yang menempel di daun tembakau bisa dibersihkan,” ucap politisi PKB Jember itu. (ant/dwi/ipg)