Dinas Perindustrian dan Perdagnagan Jawa Timur menemukan fakta jika harga kedelai ternyata belum terimbas pelemahan rupiah. Pantauan di 130 pasar tradisional di seluruh kabupaten/kota juga menunjukkan jika harga kedelai impor masih di kisaran 9.400 perkilogram, sedangkan untuk kedelai lokal sebesar Rp8.000 perkilogram.
“Saya baca di media, produsen kedelai terancam bangkrut, padahal pantauan harian di pasar tradisional, kedelai selama ini masih stabil,” kata Warno Hari Sasono, Kepala Disperindag Jawa Timur, Kamis (27/8/2015).
Tak hanya kedelai, harga bawang putih ternyata juga masih stabil di kisaran Rp17.800 perkilogram. Padahal baik kedelai maupun bawang putih selama ini masih mengandalkan impor.
Untuk kedelai misalnya, produksi kedelai lokal Jawa Timur hanya 337 ribu ton pertahun dengan konsumsi masyarat Jatim mencapai 428 ribu ton pertahun sehingga hampir 100 ribu ton kekurangan kedelai harus disuplai dari impor. Impor kedelai selama ini didatangkan dari Thailand dan India.
“Pantauan harga di pasar tradisional justru menunjukkan kenaikan harga malah terjadi pada cabe rawit yang harganya saat ini mencapai Rp60 ribu perkilogram,” ujarnya. Padahal cabe rawit selama ini bukan termasuk komoditas impor. Begitu juga harga bawang merah, juga selalu naik turun.
Untuk harga daging ayam dan daging sapi yang sebelumnya mengalami kenaikan saat ini cenderung stabil. Bahkan harga daging sapi juga mulai turun di kisaran harga Rp96.800 perkilogram.
Sementara itu Soekarwo Gubernur Jawa Timur mengatakan, untuk stabilitasi harga kebutuhan pokok, pemerintah saat ini juga menerapkan pembatasan pengiriman kebutuhan bahan pokok ke luar Jawa Timur.
Sebagai lumbung pangan di Indonesia, Jawa Timur harus memastikan harga di dalam provinsi stabil, baru kemudian memikirkan untuk mengirimkan suplai kebutuhan pangan ke provinsi lain. (fik/ipg)