Pemerintah Jawa Timur berikan peluang bagi Thailand untuk menanamkan investasinya ke Jawa Timur, khususnya di bidang infrastruktur jalan tol, pariwisata, energi, maritim, dan manufaktur. Jaminan ini disampaikan oleh Soekarwo, Gubernur ketika menerima 23 delegasi investor dan konsultan bisnis Thailand di Grahadi, Kamis (27/8/2015).
“Bisnis di Jatim sangat menguntungkan karena Jatim merupakan pusat logistic and connectivity Indonesia Timur,” kata Soekarwo. Investasi di Jawa Timur tidak hanya akan melayani jumlah penduduk yang mencapai 38 juta jiwa, tetapi juga melayani lebih dari 120 juta jiwa penduduk pada lebih dari 19 provinsi di Indonesia bagian timur, seperti Sulawesi, Kalimantan, NTT, NTB, Timor Leste, dan Papua.
Pakde Karwo, julukan Soekarwo mengatakan, meski ekonomi dunia sedang lesu, namun Jawa Timur masih mampu mencatat kinerja ekonomi yang baik, tercatat pertumbuhan ekonomi pada semester I 2015 ini masih mencapai 5,22 persen diatas pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya 5,02 persen.
“Investasi di Jatim dijamin oleh empat hal. Yakni proses perijinan yang mudah dan cepat, ketersediaan lahan, ketersediaan listrik, dan tenaga kerja yang berkualitas. Bahkan untuk ketersediaan listrik, kami punya surplus sebesar 1.199 MW. Inilah yang membuat iklim perekonomian Jatim menjadi aman, nyaman, dan kondusif,” ujarnya.
Kepada perwakilan Thailand, Pakde memberikan kesempatan untuk berinvestasi di bidang infrastruktur jalan tol, pariwisata, energi, maritim, dan manufaktur. Untuk jalan tol, diantaranya Tol Road Gresik-Tuban sepanjang 85,00 KM, Tol Road Pasuruan-Probolinggo, sepanjang 31,03 KM, Tol Road Probolinggo-Banyuwangi sepanjang 107,38 KM, Tol Road Pandaan-Malang sepanjang 37,62 KM, dan Tol Road Juanda Airport-Tanjung Perak sepanjang 23 KM.
Untuk sektor pariwisata, diantaranya Bromo Vulcano Tematic Park, Cable Car atau Sky Lift System di Batu, dan Amusement Park di Suramadu. Sedangkan di bidang energy, yakni Geothermal Power Plant di lima lokasi, yakni Arjuno-Welirang, Songgoriti, Gunung Pandan, Gunung Willis, dan Gunung Lawu, serta proyek pembangunan infrastruktur listrik nasional dengan target 35.000 MW.
Di bidang maritim, diantaranya proyek shipping industrial estate di Lamongan, shipyard and shipbuilding di Banyuwangi Gresik, dan Lamongan, ship spareparts seperti navigation, boat engines, ship propeller di Surabaya.
Sementara di bidang manufaktur, khususnya di bidang pengolahan dan proses, diantaranya pengolahan buah mangga di Pasuruan, Probolinggo dan Situbondo, pengolahan kelapa di Pasuruan, Probolinggo, Mojokerto, Banyuwangi dan Sumenep, pengolahan rumput laut di Sumenep, Banyuwangi, Situbondo dan Tuban.
Selain itu, pengolahan Textile and Textile Product Industry di Mojokerto, Jombang dan Pasuruan, Automotive Sparepart Industry di Pasuruan, Mojokerto, dan Jombang, Iron Steel Industry di Lumajang, Jember dan Banyuwangi, serta Marble Industry di Lumajang, Jember dan Banyuwangi.
Sementara itu, Chutima Phumsrisawat pimpinan delegasi Thailand, yang juga menjabat sebagai Executive Director, Investment Service Center (BOI) mengatakan, pihaknya ingin melihat berbagai peluang investasi di Jawa Timur.
“Kami ingin melihat dan meningkatkan kerjasama bisnis di sini, tentunya kerjasama ini akan saling menguntungkan untuk Jatim dan Thailand. Jatim memiliki prospek yang sangat bagus, karena itu saya membawa para calon investor dari Thailand,” katanya. (fik/iss)