Nilai ekspor provinsi Jawa Timur pada bulan Mei 2015 lalu mengalami penurunan sebanyak 5,31 persen dibanding bulan April 2015. Ini dikatakan Arif Firmansyah pakar ekonomi dari Universitas Airlangga Surabaya.
Kata Arif, salah satu hal yang mendasari turunnya nilai ekspor Jawa Timur pada bulan Mei 2015 lalu adalah soal daya serap pasar internasional yang memang sedang melemah.
“Sekarang ini trendnya pasar internasional masih cenderung melemah, karena memang sebagian besar negara mengalami kondisi kesulitan finansial. Jadi, pasar internasional kurang bisa menyerap barang-barang yang dihasilkan dari Jatim ini,” katanya kepada suarasurabaya.net, Kamis (18/6/2015).
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, ekspor Jawa Timur ke negara-negara ASEAN mengalami penurunan 8,98 persen pada bulan Mei 2015 lalu.
Malaysia merupakan salah satu negara tujuan ekspor Jatim yang mengalami penururunan tajam sebanyak 15,57 persen.
“Malaysia ini kan memang saat ini sedang mengalami kondisi kesulitan finansial ya. Nilai mata uang mereka bahkan lebih buruk dari Indonesia. Jadi otomatis mereka kurang bisa menyerap barang dari Jawa Timur,” ujarnya.
Sama seperti Malaysia, Arif juga menerangkan mengapa ekspor Jatim ke Korea Selatan juga menurun tajam periode Mei lalu. Menurut data dari BPS Jatim, ekspor Jatim ke Korea Selatan menurun sebanyak 22,13 persen pada Mei 2015 lalu.
Padahal, di bulan April 2015, nilai ekspor Jatim ke Korsel nilainya USD 41.461.904 juta. Di bulan Mei 2015 lalu, nilai ekspor Jatim kesana menurun menjadi USD 32.285.651 juta.
“Sama seperti Malaysia, Korsel juga saat ini mengalami kesulitan finansial. Nilai mata uang mereka pun juga tidak lebih baik dari kita saat ini,” pungkasnya. (dop/ipg)