Inflasi provinsi Jawa Timur pada bulan September 2015 diprediksi lebih rendah daripada bulan Agustus 2015. Menurunnya inflasi Jatim ini didorong oleh menurunnya inflasi komponen harga bergejolak (volatile foods) pada bulan September 2015 ini.
“Berdasarkan SPH (Survey Pemantauan Harga) dari BI Jatim, menurunnya inflasi di Jatim ini didorong redanya kelompok volatile foods. Karena harga telur ayam ras dan daging ayam ras turun di minggu keempat bulan September ini,” kata Benny Siswanto Kepala Bank Indonesia Jatim, Jumat (25/9/2015).
Pada minggu keempat bulan September 2015, harga telur ayam ras dan daging ayam ras di Jatim memang mengalami koreksi harga. Telur ayam ras menurun -0,05 persen andilnya, sementara daging ayam ras menurun -0,22 andilnya.
“Turunnya komponen tersebut menurut pantauan kami dikarenakan minimnya acara hajatan atau selametan pada bulan September ini. Permintaan terhadap kedua komponen tersebut memang berkurang,” kata Benny.
Di sisi lain, komponen seperti bawang merah dan bawang putih mengalami kenaikan harga pada bulan September 2015 ini. Bawang merah pada minggu keempat September 2015, andil inflasinya meningkat sebanyak 0,01 persen. Sementara bawang putih meningkat 0,03 persen.
“Dua komponen ini naik harganya karena minimnya pasokan paska panen raya,” ujar dia.
Namun Benny mengatakan, menurut informasi yang dia terima dari Bulog Jatim, pasokan beras Jatim terhitung selama 5 bulan ke depan akan tercukupi.
“Bulog bilang juga sudah menyiapkan raskin (beras miskin) untuk mengantisipasi naiknya harga beras,” kata dia.
Sekadar diketahui, nilai inflasi Jawa Timur pada bulan Agustus 2015 mencapai 0,36 persen. Sementara Bank Indonesia (BI) Jatim memprediksi nilai inflasi Jatim pada bulan September 2015 mencapai 0,2-0,3 persen. (dop/ipg)