Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa Indonesia sedang membangun kepercayaan kepada investor dengan memudahkan izin berinvestasi di dalam negeri.
Presiden mengatakan, perizinan yang sebelumnya bisa mencapai waktu 5-6 tahun lamanya, harus diperpendek masanya.
“Pembangkit listrik jangan sampai izinnya 6-5 tahun. Akan saya teliti, kalau diberi target tidak bisa, akan ada konsekuensi yang harus dibayar. Kita sedang membangun kepercayaan,” ujar Presiden di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, seperti yang dilansir Antara, Jumat (2/1/2015).
Ia menambahkan, pemerintah juga akan memberikan suntikan dana kepada BUMN agar bisa mempercepat pembangunan infrastruktur sehingga nantinya diharapkan ada koneksi antar propinsi, pulau dengan lainnya menjadi lebih baik.
“Anggaran fiskal lebih banyak sehingga bisa fokus konektivitas, akan memberikan dorongan pertumbuhan ekonomi. Nanti akan kami sampaikan di APBNP,” kata Presiden.
Presiden memaparkan bahwa saat ini ruang fiskal Indonesia bertambah sekitar Rp240 triliun setelah dipangkasnya subsidi bahan bakar minyak (BBM), dana itu bisa digunakan untuk pembangunan infrastruktur, waduk irigasi, jalan tol dan jalur kereta api di luar jawa, pelabuhan, serta bandar udara.
“Kalau bisa dikerjakan dengan ruang fiskal dan dikerjakan di awal tahun sehingga akan memberikan trigger pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Jangan ada suara-suara yang sulit, tunjukkan kepada saya akan kami selesaikan, karena kita ingin benar-benar melayani,” tegas Presiden. (ant/nif)