Kenaikan harga antara Rp100-Rp200 per kilogram untuk sejumlah komoditi beras di pasar tradisional Kota Surabaya, diakui sejumlah pedagang memang sudah terjadi. Bahkan sejak sepekan berselang harga-harga beras memang sudah mengalami kenaikan. Pedagang berharap pasokan atau distribusi beras tetap lancar.
“Kalau pasokan tetap lancar, distribusinya normal, kenaikan harga bisa ditahan. Tapi kalau pasokannya tidak lancar, itu yang repot. Harga-harga pasti naik dengan sendirinya. Dari dulu memang begitu. Kita pedagang ini harapannya pasokan beras tetap ada dan lancar seperti hari-hari sebelumnya. Itu saja,” terang Sudarno Ketua Paguyuban Pedagang Beras di Pasar Beras Bendul Merisi, Surabaya.
Kenaikan harga beras, lanjut Sudarno, selalu terjadi pada hari, musim atau menjelang perayaan hari-hari besar nasional maupun keagamaan. “Seperti sekarang ini kan masih dua bulan tahun barunya. Harga beras naik. Tapi kalau sudah pertengahan tahun mungkin stabil. Kalau dekat hari besar, Idul Fitri, Natal, pasti naik lagi harganya,” tukas Sudarno.
Sudarno justru menegaskan bahwa kenaikan harga beras itu seringkali karena ulah distributor besar yang dengan sengaja mempermainkan harga jual beras di pasaran. “Yang jadi korban pedagang dan masyarakat pembelinya. Oleh karena itu kita di sini berharap distribusi atau pasokan beras tetap tidak berubah,” tegas Sudarno saat ditemui suarasurabaya.net, Senin (23/2/2015).
Sementara itu, ditemui di pasar berbeda, Widodo yang juga berjualan beras di pasar Soponyono, Rungkut membenarkan bahwa harga beras sudah sepekan kemarin naik terus. Kenaikan harga berkisar antara Rp100-Rp150 perkilogram. Widodo membenarkan jika pasokan lancar dan normal, harga memang bisa dikendalikan.
“Kalau pasokannya tidak lancar, biasanya harga naik terus. Ini yang bikin repot. Pedagang seperti kita tidak mungkin menurunkan harga. Sedangkan pembeli pasti tanya, kok harganya naik lagi. Kita berharap distribusi dari pemasok besar tetap lancar. Kita maunya jualan normal, pembeli datang. Kalau harga naik, keuntungan ikut naik. Tapi pembelinya bagaimana? Yang penting pasokannya normal,” harap Widodo, Senin (23/2/2015).(tok/dwi)