Setidaknya ada tiga perusahaan jasa angkutan barang di Surabaya bangkrut, dan dua perusahaan kembang kempis akibat harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar yang fluktuatif. Selain itu, sekitar 4 ribu truk milik perusahaan-perusahaan tersebut harus berhenti beroperasi.
Kody Lamahayu Fredy Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Cabang Khusus Tanjung Perak Surabaya, mengatakan, dampak harga BBM jenis solar yang naik turun ini, membuat perusahaan jasa angkutan barang anggota Organda harus bersusah payah memikirkan kelangsungan operasionalnya.
Dampak ketidakpastian harga BBM jenis solar ini juga menyebabkan penurunan barang yang diangkut sekitar 20-30 persen.
“Kami memikirkan nasib para sopir truk. Truk-truk itu beroperasi secara bergilir agar para sopir juga mendapatkan penghasilan,” kata Kody kepada wartawan, Jumat (10/4/2015).
Dia menambahkan, perusahan yang bangkrut dan terancam bangkrut ini, akibat dari situasi pekerjaan yang kurang ramai serta akibat persaingan tarif yang tinggi. “Pengusaha-pengusaha yang tidak mampu mengoperasikan armada truknya, tentu akan bangkrut,” ujarnya.
Penyebab lainnya, kata Kody, saat ini kurs dollar juga cukup tinggi, sparepart juga ikut mahal. Hal ini yang memaksa para pengusaha yang tidak sanggup untuk membiayai, langsung memutuskan untuk menghentikan truk-truk mereka untuk beroperasi.
Organda Khusus Tanjung Perak juga telah mencabut tarif angkutan sebesar 5 persen. Dengan demikian, seluruh anggota menyesuaikan dengan tarif yang berlaku.
Pihak Organda sebenarnya tidak ingin Pemerintah melakukan naik turun BBM terutama jenis solar setiap bulan. Sebabnya, pihak perusahaan cukup sulit untuk menyesuaikannya.
“Seharusnya pemerintah itu bisa mengatur, setengah tahun sekali atau satu tahun sekali mungkin kami masih bisa mengejar untuk menyesuaikan,” kata Kody.
Jika harga BBM satu bulan naik, satu bulan turun, ini membuat para pengusaha sulit untuk menentukan kebijakan untuk berlangsungnya operasional armada yang ada.
“Kami belum sempat menyesuaikan harga BBM, namun sudah berubah lagi. Ini kan susah bagi kami untuk mengatur tarif, dan kesejahteraan perusahaan sendiri,” ujarnya. (wak/dop/ipg)
Teks Foto:
– Kody Lamahayu Fredy Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Cabang Khusus Tanjung Perak Surabaya.
Foto: Wakhid suarasurabaya.net