Jelang dibukanya Masyakarat Ekonomi Asean (MEA) pada tahun 2015 ini Indonesia menghadapi tantangan dalam peningkatkan potensi ekonomi mandiri melalui Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Permasalahan yang sering dihadapi oleh pengusaha UMKM adalah permodalan, akses pasar dan perijinan usaha.
M Ikhsan Ingratubun Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (AKUMINDO) mengatakan pemerintah perlu mempermudah wirausaha dalam mengembangkan bisnisnya. Ia melihat dengan jumlah penduduk yang besar ini baru sekitar 1,65 persen menjadi wirausaha dibanding dari negara tetangga Malaysia 5 persen dan Singapura sebanyak 7 persen. Sehingga perlu penanganan khusus dalam meningkatkan kesiapan wirausaha UMKM menghadapi MEA 2015.
“Minat masyarakat menjadi wirausaha saat ini meningkat terlebih
Indonesia sudah berhasil melewati krisis moneter dan bertahan akibat jasa UMKM yang tidak terimbas dari krisis. Namun, perbankan dinilai masih memberikan ruang sedikit bagi masyarakat yang menginginkan modal. Padahal, jika dipermudah syarat peminjaman maka perekonomian Indonesia akan stabil,” ujar Ikhsan dalam sebuah Seminar Akumindo di Jakarta, Kamis
(11/05/2015)
Dia menilai peran Kementerian Koperasi dan UKM harus dapat
mengayomi sebanyak 56, 5 juta UMKM di Indonesia. Peran tersebut
diantaranya membuat regulasi agar UMKM mendapatkan perlindungan modal dan status badan hukum di Indonesia, sinergis bersama kementerian terkait dalam membuka ruang UMKM di lintas sektor, meminta kepada perbankan membuka kesempatan luas kepada UMKM untuk menerima permodalan, dan perusahaan swasta harus membuat Corporate Social Responbility (CSR) bekerja sama dengan wirausaha UMKM.
“Saya melihat jika tiga stakeholder yakni pemerintah, perusahaan
swasta dan wirausaha dapat bekerjasama maka akan membentuk kemandirian ekonomi di Indonesia. Segitiga kerjasama ini bisa saja menjadi momentum baik bagi misi Nawacita dan Trisakti yang disemangatkan oleh pemerintah Joko Widodo dan Jusuf kalla,” tegasnya.
Sementara itu, Hika Transisia Ketua Pantia Seminar Nasional mengatakan AKUMINDO merupakan sebuah organisasi profesi sekaligus gerakan sosial ekonomi yang berbasis pada ekonomi kerakyatan.
“AKUMINDO berperan memajukan, membina dan memperluas UMKM dengan menggandeng pihak swasta juga pemerintah untuk bekerjasama menciptakan roda perekonomian yang mandiri,” paparnya.
Hika menjelaskan, MEA dapat menjadi ancaman bagi pelaku UMKM atau sebaliknya justru menjadi peluang dan kesempatan besar untuk lebih maju dan berkembang. “Tahun ini UKM harus bersaing dengan usaha dari seluruh negara Asean. Sehingga pemangku kepentingan dan juga pihak-pihak yang terkait perlu dilihat sejauhmana kesiapannya menghadapi MEA 2015 ini,” katanya.(faz/rst)