Muhammad Nafik dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (Unair) Surabaya mengusulkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) seharusnya masuk kurikulum perguruan tinggi (PT).
“Sudah waktunya Indonesia minimal memiliki konsentrasi, atau lebih bagus prodi, yaitu manajemen yang berkaitan dengan UMKM. Dengan catatan, itu harus dibarengi dengan inkubator,” kata dia kepada suarasurabaya.net, Jumat (7/8/2015).
Masuknya UMKM pada kurikulum perguruan tinggi akan membuat Indonesia tidak hanya menjadi pasar saat MEA, namun juga menjadi produsen.
“Anak-anak yang masuk di sana dinilai dari keberhasilan bisnisnya. Bukan lagi di kelas. Karena mereka dicetak untuk jadi pengusaha. Dan itu misalnya kalau setahun lahir 5 (pengusaha UMKM dari perguruan tinggi) saja sudah luar biasa. Mereka akan bisa menggerakkan perekonomian kita. Karena jangan sampai pada saat MEA kita justru jadi pasar. Mestinya kita harus jadi produsen,” ujarnya.
Sementara itu, Rudi Purwono Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Surabaya sepakat dengan usulan tersebut. Sebab, dirinya ingin para sarjana Indonesia di masa mendatang tidak sebagai pencari kerja, namun pemberi kerja.
“Para sarjana harus mempunyai keterampilan untuk menghasilkan produk dan jasa. Itu akan membuat perekonomian Indonesia tumbuh dengan baik,” katanya. (dop/ipg)