Melemahnya perekonomian Indonesia dalam beberapa waktu terakhir membuat penjualan mobil ikut menurun. Gabungan Industri Kendaraan Indonesia (GAIKINDO) mencatat, penurunan penjualan mobil tersebut terjadi sejak tahun 2014 lalu.
“Di tahun 2013 itu ada 1.220.000 mobil yang terjual secara keseluruhan. Tapi di tahun 2014 dengan kondisi perekonomian yang menurun, ikut membuat penjualan mobil turun sebesar 1,8 persen,” kata Edi Sumedi Sekretaris Gaikindo, Jumat (23/10/2015) di Surabaya.
Oleh karena itu, kata Edi, Gaikindo menurunkan target penjualan mobil di Indonesia pada tahun 2015 ini sebesar 10 persen dibandingkan tahun lalu. Gaikindo menargetkan penjualan mobil di tahun 2015 ini antara 950.000 hingga 1 juta penjualan saja.
“Hingga September 2015 lalu penjualan mobil di Indonesia mencapai 764.000 penjualan. Kami memang agak sedikit khawatir dengan kondisi ini. Mudah-mudahan akhir tahun ini penjualan mobil bisa tembus angka 1 juta,” ujar dia.
Salah satu cara Gaikindo mendongkrak pertumbuhan penjualan mobil di Indonesia adalah melalui pameran-pameran. Meskipun, kata Edi, efeknya tidak langsung terasa secara instan.
“Kontribusi pameran terhadap penjualan mobil itu baru terasa 2-3 bulan setelah pameran berlangsung. Karena ada proses-proses seperti balik nama dan lain-lain kan. Jadi efeknya memang tidak terasa secara langsung. Namun yang pasti ada peningkatan,” katanya.
Di Jawa Timur, masih kata Edi, merupakan pangsa pasar penjualan mobil ketiga terbesar di Indonesia setelah DKI Jakarta dan Jawa Barat. 13 persen pangsa pasar penjualan mobil di Indonesia ada di Jawa Timur. Sementara 20,6 persen ada di DKI Jakarta dan 20,2 persen ada di Jawa Barat.
“Kami harapkan penjualan mobil di Jatim bisa lebih tinggi lagi. Income domestik Jatim itu nomor 2 setelah Jakarta, lebih tinggi daripada Jawa Barat. Dari situlah kami harapkan penjualan industri mobil bisa meningkat di Jatim,” kata dia. (dop/dwi)