Selain melakukan pencarian atau eksplorasi wilayah-wilayah pengeboran baru, Pertamina juga menyiapkan Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai energi pengganti bahan bakar minyak dan gas. Demikian disampaikan Dodi Priyambodo Direktur Eksplorasi Pertamina saat memberikan presentasi di Seminar Menakar Ketahanan Energi Nasional di Hotel Mercure Surabaya.
“Kita menyediakan anggaran untuk energi terbarukan seperti penggunaan energi tenaga angin (wind) di Sukabumi yang bekerjasama dengan Prancis. Selain itu, kita juga menyiapkan penyediaan energi panas bumi (geothermal) dan energi tenaga surya,” katanya di Surabaya Jumat (20/3/2015).
Energi Baru Terbarukan (EBT) menjadi sesuatu yang begitu penting karena sulitnya pencarian sumber-sumber baru bahan bakar minyak dan gas. Hal ini disampaikan oleh Rudianto Rimbono Kepala Humas SKK Migas Pusat.
“Makin ke depan sumber-sumber bahan bakar minyak dan gas makin di laut yang dalam. Sumber-sumber baru di darat sudah semakin sulit dan sedikit. Kalau energi baru terbarukan tidak segera dipersiapkan, itu mengkhawatirkan,” terang dia.
Sementara itu, Ahmad Munir Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur menuturkan bahwa kedaulatan energi merupakan salah satu bentuk implementasi program NawaCita dari Joko Widodo Presiden.
“Ini merupakan bahasan lama yang ada di pemerintahan baru. Namun, apa benar nantinya kita bisa berdaulat di bidang energi? Kita tunggu saja,” ujarnya.
Untuk diketahui, Sisa cadangan minyak bumi Indonesia diprediksi akan habis dalam kurun waktu 11 tahun ke depan. Sementara untuk ketersediaan bahan bakar gas di Indonesia diprediksi hanya mampu bertahan selama 50 tahun ke depan. (dop/wak)