Dukungan sosial dari masyarakat terhadap pengusaha perempuan di Indonesia masih rendah. Hal ini disampaikan oleh Hari Putri Lestari Ketua Persatuan Perempuan Peduli Generasi Indonesia (Sapulidi) dalam diskusi “Kepemimpinan Perempuan Dalam Pengentasan Kemiskinan” di BG Junction Surabaya.
“Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM dari total kegiatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia, 60 persennya dikelola oleh pengusaha perempuan. Namun keterlibatan perempuan seringkali dibatasi dengan adanya berbaga kendala. Seperti kendala permodalan dan rendahnya dukungan sosial terhadap pengusaha perempuan,” ujarnya, Senin (20/4/2015).
Kata Hari Putri, dirinya sangat menghargai jika ada partisipasi para pihak swasta untuk menjembatani dan membekali perempuan untuk mengeluarkan potensinya secara maksimal di bidang usahanya.
“Itu dapat meminimalisir kendala yang seringkali dihadapi para pengusaha perempuan di tahap awal. Misalnya, dalam hubungan kerjasama dengan koperasi perempuan, bank mau melakukan CSR kepada kelompok anggota koperasi penerima kredit berupa binaan dalam upaya peningkatan produksi, kualitas, pemasaran, serta manajemen usaha,” paparnya.
Lanjutnya, data dari Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan Indonesia memiliki lebih dari 55,2 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM). Sebagian besar UKM tersebut merupakan industri rumahan dengan kontributor utamanya adalah perempuan baik sebagai pemilik maupun pengusaha.
“Dapat dibayangkan, jika ada 200 unit koperasi perempuan dengan anggota 50 kelompok yang terdiri dari 10 orang usaha perempuan dengan pinjaman Rp1-5 juta per kelompok, maka dapat disalurkan dana sebesar Rp100-500 miliar yang dimana dapat tersebar kepada usaha perempuan,” pungkasnya. (dop/iss/ipg)