Lonjakan kurs dollar terhadap rupiah, Jumat (14/8/2015) pagi mencapai Rp13.766 atau menguat 2 poin daripada sebelumnya. Namun menguatnya dollar tersebut seharusnya bisa dimanfaatkan oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Kenapa?
Muhammad Nafik dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (Unair) Surabaya mengatakan terus melonjaknya kurs dollar terhadap rupiah merupakan peluang bagi UMKM.
“Kalau dollar ini naik ya sebenarnya itu berkah bagi UMKM. Kenapa berkah? Karena impor-impor dan barang-barang substitusi yang diproduksi oleh UMKM akan berkurang. Dengan berkurangnya itu mestinya UMKM bangkit. Pemerintah mestinya melihat ini sebagai sebuah peluang untuk menguatkan produksi dalam negeri dan ekonomi kerakyatan,” kata dia saat dihubungi suarasurabaya.net, Jumat (14/8/2015).
Menurut Nafik, pemerintah juga harus mendorong para pelaku UMKM dengan memberikan insentif jika memang benar-benar serius ingin memajukan usaha ini.
“Kalau tidak ada insentif, UMKM ini istilahnya tidak akan pernah naik kelas. Faktanya industri besar saja dapat kok, Tax Holiday misalnya,” katanya.
Nafik melanjutkan, hingga kini memang nampak keseriusan pemerintah untuk menangani UMKM memang kurang nampak. Sebab, tidak ada rancangan-rancangan atau planning yang jelas dan nyata hingga kini.
“Langkah pemerintah ini tidak jelas. Tahun ini mau ngapain, lima tahun ke depan mau ngapain, tidak jelas. Sosialisasi saja tidak cukup. Harus punya pilot project yang jelas,” katanya. (dop/rst)