Selasa, 26 November 2024

BI Optimis Ekonomi Nasional Tak Terpengaruh Perang Kurs

Laporan oleh Dodi Pradipta
Bagikan

Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Jawa Timur optimistis perang kurs yang mengakibatkan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tak mempengaruhi kondisi fundamental ekonomi secara nasional.

“Salah satu penyebabnya, pada saat ini dari sisi fundamental ekonomi saja justru Indonesia mencatatkan performa lebih bagus dibandingkan beberapa negara di Benua Eropa maupun lainnya,” kata Benny Siswanto Kepala Perwakilan BI Wilayah Jatim, di Surabaya, Kamis (19/3/2015).

Hal tersebut, ungkap dia, ikut didukung oleh kinerja neraca pembayaran Indonesia dan keyakinan BI bahwa penguatan dolar AS terhadap rupiah tidak mempengaruhi target pencapaian inflasi. Selain itu, juga tidak akan mengganggu stabilitas keuangan di Tanah Air.

“Berdasarkan latar belakang itu, per Selasa (17/3) sesuai Rapat Dewan Gubernur BI di Jakarta memutuskan BI Rate tetap di posisi 7,5 persen. Lalu, tingkat lending facility tetap 8,5 persen dan deposit facility juga tetap 5,5 persen,” ujarnya.

Di sisi lain, jelas dia, penetapan BI Rate juga dipengaruhi pertimbangan keyakinan pemerintah terhadap tingkat inflasi tetap terjaga. Untuk tahun 2015 diharapkan bisa berada di posisi empat plus minus satu persen dan pada nilai yang sama pada tahun 2016.

“Berikutnya dari sisi Defisit Transaksi Berjalan menunjukkan kinerja yang baik di posisi sehat atau 2,5 hingga tiga persen. Besaran itu ditargetkan juga tetap pada tahun ini,” paparnya.

Mengenai upaya BI menjaga kestabilan ekonomi makro, tambah dia, bank sentral itu berupaya menerapkan sejumlah paket kebijakan. Seperti dengan memperbaiki neraca jasa dan selalu menjaga performa neraca perdagangan.

“Per Februari 2015, neraca perdagangan Indonesia surplus 0,17 miliar dolar AS dari sektor migas dan 0,57 miliar dolar AS dari nonmigas,” tuturnya.

Secara umum, sebut dia, untuk aspek global sedang tidak ada kepastian terutama di Eropa yang kini masih memperbaiki diri. Sementara, sekarang di Jepang juga sedang melakukan perbaikan kebijakan dengan memberikan stimulus tersendiri, sedangkan Tiongkok justru lagi turun kondisi ekonominya.

“Namun, kondisi berbeda terlihat di India dengan kestabilan perekonomiannya.”

Meski begitu, lanjut dia, Amerika Serikat yang kini masih berbenah juga perlu diperhatikan karena perkembangan kondisi ekonomi di negara tersebut sering menjadi patokan beberapa negara.

Kalau dari aspek ekonomi domestik pada tahun 2015 diharapkan bisa lebih baik dibandingkan kondisi tahun 2014. Seperti terlihat dari pengaruh volatile foods (komponen harga bergejolak) yang memicu inflasi tinggi pada bulan Januari 2015 dan Februari lalu justru terjadi deflasi. (ant/dop/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Selasa, 26 November 2024
26o
Kurs