Amir Karamoy dari Kamar Dagang Indonesia (Kadin) menilai sektor waralaba Indonesia masih belum siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.
“Meski demikian, pengusaha waralaba tidak punya pilihan dan tetap harus bersaing dengan waralaba asing,” katanya pada Radio Suara Surabaya.
Dibanding negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia, Indonesia masih kalah, jika bersaing di waralaba. Sedangkan dari pemerintah sendiri, sejauh ini masih minim dalam pengembangkan bisnis waralaba.
Menurutnya, salah satu cara untuk menghadapi MEA 2015 mendatang ialah dengan menyiapkan waralaba yang siap ekspor.
“Banjirnya produk ASEAN di pasar dalam negeri, harus diimbangi dengan membanjiri pasar ASEAN pakai produk Indonesia,” paparnya.
Langkah ini, ia menambahkan, harus didukung dana untuk membina pengusaha waralaba sampai bisa mengekspor. Dimana perusaha membutuhkan biaya sekitar Rp200 juta.
Selain menyiapkan produknya, pengusaha waralaba harus diberi pendidikan perkreditan, program bantuan hukum, dan hak kekayaan intelektual. (ain/ipg)