Masuki semestera I tahun 2014, jumlah kunjungan kapal di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya capai 6.795 unit atau meningkat sekitar 0,16 persen dibandingkan semester yang sama tahun 2013 lalu dimana tercatat sebanyak 6.784 unit kapal yang berlabuh.
“Realisasi kunjungan kapal sepanjang Januari hingga Juni 2014 dalam satuan berat kapal tercatat 36.437.432 gross tonage (GT) dimana mengalami peningkatan tipis sebesar 0,23 persen dibandingkan paruh waktu tahun 2013 lalu yang tercatat 36.354.813 GT,” kata Edi Priyanto, Humas PT Pelindo III, Kamis (10/7/2014).
Sama seperti biasanya, kunjungan kapal pada semester ini masih didominasi kapal berbendera Indonesia sebanyak 5.840 unit dengan berat mencapai 19.368.185 GT sedangkan kapal berbendera asing hanya tercatat 955 unit dengan berat 17.069.247 GT.
Dilihat dari jenis kapal, peti kemas tercatat sebanyak 2.329 unit dengan berat 18.360.009 GT. Sedangkan kapal jenis non peti kemas tercatat 1.314 unit dengan berat mencapai 4.151.203 GT.
Sementara sandar kapal penumpang mencapai 772 unit atau 5.654.270 GT dan kapal tanker 787 unit atau 7.040.489 GT serta kapal lainnya tercatat 1.593 unit atau 1.231.461 GT.
Menurut Edi, belum adanya peningkatan signifikan kunjungan kapal disebabkan masih adanya pipa gas yang melintang di alur pelayaran barat Surabaya (APBS). Apalagi pipa itu hingga kini juga belum juga dipindahkan.
Hingga kini di APBS memang hanya memiliki satu jalur perlintasan dengan lebar hanya 100 meter dan dalam minus 9 LWS sehingga kapasitas APBS yang tersedia saat ini hanya 27.000 gerakan kapal. Padahal, pada tahun 2013 saja tercatat ada 43.000 pergerakan kapal yang melalui APBS.
Selain itu, dangkalnya APBS menjadikan hanya kapal dengan draft kecil yang mampu lewat. Kapal curah kering misalnya hanya yang memiliki bobot maksimal 40.000 DWT yang bisa lewat. Sedangkan kapal tanker maksimal 40.000 DWT, dan kapal LNG maksimal 20.000 DWT, serta kapal petikemas maksimal 20.000 DWT.
PT Pelindo III sendiri kini terus melakukan upaya pengerukan dan pelebaran APBS. Pada tahap awal, pelebaran alur akan dilakukan menjadi 150 meter dan pendalaman alur hingga minus 13 meter LWS.
Ditargetkan awal tahun 2015 mendatang pekerjaan ini sudah selesai dan APBS sudah dapat dilalui kapal-kapal berukuran besar dengan muatan yang lebih banyak.
Sementara itu Hendiek Eko Setiantoro, Pemimpin Proyek Pekerjaan APBS mengatakan, pipa gas eks Kodeco merupakan kendala utama yang menjadikan pengerukan alur terhambat. “Kita hanya bisa bekerja di luar perlintasan jalur pipa gas tersebut,” kata dia.
Tahap awal ini, pengerukan dilakukan di empat titik lokasi di sepanjang APBS dengan perkiraan jarak total kurang lebih sekitar 19 kilometer, dengan volume pasir dan lumpur yang dikeruk mencapai 10 juta meter kubik. (fik/dwi)
Teks Foto :
-Suasana Bongkar Muat di Tanjung Perak.
Foto : Dok suarasurabaya.net