Jumat, 22 November 2024

Petani Tebu Terus Merugi, Ini Penyebabnya

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan
Unjuk rasa para petani tebu di depan kantor PTPN XI. Foto : Taufik suarasurabaya.net

Berunjuk rasa di depan kantor PTPN XI, petani yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) membawa beberapa fakta yang diduga mengakibatkan mereka mengalami kerugian massal.

Sunardi Edi Sukamto, koordinator APTRI mengatakan, beberapa kerugian itu diantaranya akibat dari banyaknya pabrik gula yang mengalami kerusakan. Hasil dari gula tebu rakyat memiliki kualitas yang buruk. Padahal di satu sisi, gula impor kemasan banyak beredar.

“Sehingga harga gula petani tebu semakin terpuruk karena kualitas gula yang dihasilkan dari pabrik gula jauh dari Standar Nasional Indonesia,” kata Sunardi, Senin (22/9/2014).

Di pasaran, harga gula kristal putih dari petani saat ini mencapai titik terendah yaitu Rp8100 perkilogram. Padahal sesuai dengan SK Menteri Perdagangan nomor 45/M-DAG/Per/8/2014 tertanggal 8 Agustus menyebutkan jika penetapan harga patokan petani gula adalah Rp.8500.

Buruknya kualitas dan harga gula ini, juga terkait dengan rendahnya rendemen yang ditetapkan PTPN XI yang hanya mencapai 7 persen. Padahal dari berbagai survei yang dilakukan petani, rendemen tebu rakyat dari Jawa Timur bisa mencapai 9 persen.

Rendemen tebu adalah kadar kandungan gula di batang tebu, artinya jika harusnya satu batang tebu memiliki kandungan 9 persen gula, tapi hanya dikatakan 7 persen maka ada penyimpangan 2 persen gula perbatang tebu.

Selain itu, petani tebu menduga pemberian dana talangan Rp8500 perkilo yang dibayarkan ke petani berasal dari para pedagang gula dan bukan dana milik PTPN XI sendiri.

Dengan demikian maka harga gula berpotensi akan dipermainkan oleh para pedagang yang ujungnya akan merugikan petani. (fik/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs