Dinilai terus merugi dan stagnan, pemerintah Jawa Timur akan melakukan merger dua Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Dua BUMD yang akan disatukan adalah PT Jatim Investment Management (JIM) serta PT Jatim Marga Utama (JMU).
PT JIM bergerak pada investasi sedangkan PT JMU bergerak pada kontraktor jalan tol. “Khusus JIM, sejak 2012 sudah direkomendasikan untuk ditutup oleh Bapepam LK (Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan),” kata Kepala Biro Perekonomian Jawa Timur Mohammad Ardi Prasetyo pada suarasurabaya.net, Kamis (5/2/2014).
Dengan adanya rekomendasi dari Bapepam LK, pemerintah Jawa Timur sejak 2013 mulai menyiapkan untuk mereposisi bisnis dari investasi menjadi bisnis transportasi dan angkutan. Apalagi, JIM melalui anak usahanya yaitu PT Delta Arta Bahari saat ini juga telah memiliki pelabuhan di Gresik.
Sedangkan PT JMU terpaksa dimerger karena PT ini kalah tender ketika berebut pengelolaan Tol Surabaya-Mojokerto. Akibatnya, PT JMU juga terus merugi. Saat ini, meskipun PT JMU sedang mengerjakan tol di pasuruan, tapi komposisi sahamnya cukup kecil.
“PT JMU juga kita kembangkan tidak hanya bisnis jalan tol, tapi juga untuk mengembangkan bisnis lainnya,” kata dia. Untuk merger, Jawa Timur saat ini menyiapkan perusahaan baru yang nantinya menaungi dua perusahaan ini.
Sekadar diketahui, Jawa Timur saat ini memiliki 12 BUMD. Dari jumlah ini, keuntungan terbesar disumbang oleh Bank Jatim yang pertahunnya mencapai Rp310 miliar. Padahal total sumbangan PAD dari 12 BUMD ini hanya Rp330an miliar.
Dengan adanya merger ini, Ardi optimis sumbangan dari BUMD juga terus meningkat. Dari data yang ada, sumbangan PAD dari BUMD pada tahun 2012 sebesar Rp334 miliar, kemudian pada tahun 2013 sebesar Rp337 miliar, dan pada 2014 ini ditargetkan mencapai Rp343 miliar. (fik)