Sabtu, 23 November 2024

Masih Banyak Warga Salah Merencanakan Masa Pensiun

Laporan oleh Wakhid Muqodam
Bagikan

Masyarakat Indonesia mulai menunjukkan kesadaran akan pentingnya perencanaan masa pensiunan. Mereka sadar bahwa masa pensiun yang diidamkan tidak akan tercapai tanpa adanya perencanaan.

Namun sering kali, masyarakat membuat kekeliruan yang dapat mengganggu masa pensiunan mereka. Hal ini disampaikan Felicia Gunawan, Head corporate Comunications PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, Rabu (2/4/2014) saat menyampaikan hasil survey yang telah dilakukan.

Felicia mengatakan, hasil survei untuk kuartal keempat 2013 menunjukkan orang semakin sadar bahwa masa pensiun akan membutuhkan biaya yang lebih besar dari pada yang diperkirakan sebelumnya. Dan mereka harus menanggung sendiri pengeluaran tambahan yang ada.

“Pendekatan yang semakin bijak terhadap masa pensiun di Indonesia. Jumlahnya masih sedikit, karena masih banyak orang yang belum merencanakannya, bahkan mereka yang telah memiliki rencana pensiun masih menyepelekan kebutuhan masa depan,” kata Felicia Gunawan kepada wartawan, Rabu (2/3/2014).

Dia menambahkan, berdasarkan hasil survei Manulife Investor Sentiment Index (MISI), di kuartal IV 2013, 35 persen prioritas keuangan investor adalah untuk biaya pendidikan anak, 20 persen untuk memulai bisnis sendiri, sisanya 14 persen untuk masa pensiun.

Angka tersebut, didapat dari survei yang digunakan untuk mengukur dan melacak pandangan investor di tujuh negara kawasan Asia. Survei yang dilakukan, kata dia, dilakukan terhadap 500 investor, yang berada di Jakarta, Surabaya dan Medan.

“Dari survei itu, kategori pilihan investasi yang diminati masyarakat saat ini 70 persen bermain saham, dan 21,4 persen reksadana. Properti dan rumah juga dinilai lebih menguntungkan, dari investasi lainnya,” Felicia.

Survey juga menunjukkan, investor memiliki pandangan mengenai perlunya bekerja selama masa pensiun. Sebanyak 75 persen responden berpikiran untuk tetap bekerja hingga 68 tahun. Para responden beranggapan seperti itu, kata dia, karena membuat mereka tidak menyusahkan keluarga, membantu otak serta tubuh tetap sehat, serta jadi upaya mengisi waktu luang.

“Inilah yang menjadi alasan, mengapa dana pensiun tak sebegitu diminati,” ujarnya.

Hingga kini, misalnya, jumlah perusahaan di Jatim yang terkover oleh Manulife untuk asuransi dana pensiun, baru di kisaran angka 100, dengan jumlah karyawan tertanggung sekitar 8.000 orang. (wak/fik)

Teks Foto:
– Felicia Gunawan, Head corporate Comunications PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia saat mempresentasikan hasil survei di kantor Manulife Jl. Panglima Soedirman, Surabaya.
Foto: Wakhid suarasurabaya.net

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs