Memasuki bulan juli ini masyarakat khususnya keluarga mulai memasuki situasi keuangan yang cukup pelik. Dimana pada awal bulan juli ini mulai terjadi kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL), serta tahun ajaran baru, pengeluaran selama bulan Ramadhan dan menjelang lebaran.
Julius Sikku Oei Financial Planner Assosiation Indonesia pada Radio Suara Surabaya Rabu (2/7/2014) mengatakan, bukan hanya bulan juli saja, mulai juni keuangan keluarga sudah terbebani karena anak mulai liburan, apalagi mendekati lebaran, sehingga membuat beban ekonomi suatu keluarga cukup berat.
“Pendapatan belum tentu naik, tetapi pengeluaran sudah pasti naik. Sehingga keluarga harus mendulukan Pengeluaran mana yang prioritas itu yang perlu didahulukan yang lain bisa di tangguhkan dulu,” papar Julius.
Sementara itu, langkah pertama yang harus dilakukan untuk menghitung budget keluarga, dan tentunya prioritas pengeluaranya atau peluang yang bisa diambil seperti seorang ibu rumah tangga yang memiliki kemampuan bisa menambah pendapatan keluarga.
“Bisa dengan bikin kue , dengan bikin kue atau parcel bisa membantu ekonomi keluarga tapi bagi yang profesional agak sulit karena cenderung tidak bisa nyambi,” kata dia.
Julius Sikku Oei mengatakan, untuk solusi yang sangat mendesak menentukan budget pengeluaran atau berhutang bisa menjadi pilihan akhir, karena suku bunga juga cenderung naik dan makin mebebani ekonomi keluarga di akhir.
“Kalau listrik dinaikan Inflasi akan bertambah seiring dengan kenaikan kebutuhan dan lain – lain, tinggal bagaimana pemerintah mampu menekanya”.
Julius menambahkan, untuk menghindari kenaikan kebutuhan, tingkat pendapatan dan pengeluaran kalau mampu meningkatkan pendapatan harus mengurangi pengeluaran. (art/rst)