Pertumbuhan industri kertas nasional terus meningkat signifikan sampai 2013.
Hendro Luhur Direktur PT Suparma mengatakan, di tahun 2013 sektor industri kertas tetap tumbuh dan lebih tinggi dibanding pertumbuhan nasional. “Kalau rata-rata pertumbuhan industri nasional di 2013 hanya 5,7 persen ternyata di tahun lalu pertumbuhannya bisa mencapai 5,9 persen,” ujar Hendro.
Dengan kondisi itu dia optimis di 2014, pertumbuhan industri secara nasional, khususnya kertas, bisa terus tumbuh secara signifikan. “Pertumbuhan itu terus terjadi karena dipicu dengan bertambahnya konsumsi produk kertas, seperti tisu dan kertas laminasi,” paparnya.
Untuk menyiasati permintaan pasar yang terus meningkat, beberapa perusahaan kertas diantaranya Suparma, mulai mengalihkan produksinya untuk memenuhi kebutuhan konsumen secara langsung. “Kalau dulu jualan kertasnya antar perusahaan, diantaranya perusahaan media cetak, sekarang langsung ke konsumen berupa produk jadi seperti tisu dan kertas laminasi,” ungkap Hendro.
Ditambahkan Hendro, kendala pemasaran industri kertas dalam negeri, sangat dipengaruhi dampak inflasi. “Meski jumlah produksi melimpah, kalau pasar tidak menerima produk, maka akan sangat merugikan pelaku industri kertas,” jelasnya.
Sementara untuk penjualan lewat ekspor, sekarang mengalami penurunan, khususnya ke beberapa negara tujuan di Eropa yang masih mengalami krisis ekonomi.
“Di negara-negara yang belum pulih kondisi ekonominya, mereka lebih memilih membeli kertas dari negara tetangga terdekatnya, dampaknya kertas produksi Indonesia mengalami penurunan jumlah penjualan cukup signifikan, dibanding sebelum krisis ekonomi terjadi di 2008 lalu,” ungkap Hendro.
Selain karena kondisi pasar, kendala yang masih dihadapi industri dalam negeri, tingginya harga bahan baku kertas yang belum bisa diproduksi di dalam negeri. “Diantara bahan baku yang sampai sekarang belum bisa diproduksi di dalam negeri, bahan-bahan kimia yang harganya sangat mahal,” pungkas Hendro Luhur Direktur Suparma. (tas/ipg)
Teks Foto :
– Hendro Luhur Direktur PT Suparma.
Foto : Teguh suarasurabaya.net