Sabtu, 23 November 2024

Hadapi MEA, Gus Ipul Studi Banding ke Eropa

Laporan oleh Sirojul Munir Anif Mubarok
Bagikan

Saifullah Yusuf yang akrab disapa Gus Ipul Wakil Gubernur Jatim melakukan kunjungan ke beberapa negara di Eropa, untuk melakukan studi banding tentang kebijakan-kebijakan pemerintahan yang dipersiapkan untuk menghadapi MEA 2015.

Dalam kunjungan tersebut, Gus Ipul ditemani oleh Hadi Prasetyo Asisten Pembangunan Sekdaprov Jatim dan Arif Afandi Direktur Utama BUMD.

Rencananya Gus Ipul dan rombongan akan pergi ke Copenhagen Denmark, bertemu dengan Pemerintah Denmark dan Kadin setempat untuk membahas persoalan pariwisata dan perdagangan. Selanjutnya dia akan pergi ke Oslo Norwegia, disana ia akan bertemu dengan pemerintah dan Kadin, Norwegia juga, untuk membahas peluang perdagangan dan investasi. Lalu beranjak dari Norwegia, beliau akan pergi ke Berlin, Jerman, di sana dengan Pemerintah Pusat Jerman beliau akan membahas berkaitan dengan perdagangan skala besar, kemudian beliau juga akan mampir ke Swiss untuk mempelajari tentang pengelolaan keuangan terintegrasi.

Gus Ipul mencontohkan salah satu kunjungannya ke Jerman, mengapa beliau memilih Jerman, karena menurutnya di sana terdapat banyak regulasi yang bisa dijadikan acuan untuk meningkatkan masyarakat Jatim.

“Karena di Jerman ada regulasi-regulasi yang menarik untuk dipelajari tentang bagaimana untuk meningkatkan produktifitas dalam negeri, untuk meningkatkan kualitas, sekaligus untuk mengkampanyekan masyarakatnya agar mau mengkonsumsi produk dalam negeri, maupun juga membeli barang-barang dalam negeri,” ungkapnya pada Radio Suara Surabaya, Jumat (19/9/2014).

“Kita akan melakukan studi banding, kita akan mempelajari, kita akan mendalami seberapa jauh kemungkinan kebijakan itu kita bandingkan dengan misalnya yang ada di Indonesia khususnya di Jawa Timur,” tambahnya.

Gus Ipul menambahkan, nantinya akan ada MoU dengan lembaga di Jerman, dalam rangka mendatangkan sejumlah tenaga pengajar ke balai-balai pelatihan yang dilakukan Pemprov Jatim dalam rangka standarisasi, sehingga lulusan dari BLK Jatim nantinya berstandar Internasional.

Menurutnya, semua itu untuk kesiapan masyarakat Jatim dalam menghadai MEA 2015, yang menurutnya ini merupakan masalah yang sangat serius sekali, mengingat waktu yang tersisa sangat singkat.

“Kesiapan untuk menghadapi MEA 2015 Jatim, menurut saya ini masalah yang serius sekali karena waktu yang dimiliki sekarang sudah sangat sempit, sehingga kita yakinlah UMKM kita dan masyarakat kita pelaku-pelaku usaha masyarakat kita siap menghadapi hal itu,” ungkapnya.

“Tetapi untuk lebih jauh, persiapan ini akan diperkuat melalui kebijakan yang melindungi produk dalam negeri (khususnya Jatim), juga melindungi sumber daya manusia kita dari persaingan yang mungkin akan sangat ketat. Intinya untuk meningkatkan daya saing, baik dari SDM kita maupun dari kulaitas prodak kita,” pungkasnya.(nif/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs