Dolar menguat di perdagangan Asia pada Kamis, setelah data Tiongkok menguat dan risalah dari pertemuan kebijakan Federal Reserve pada April menunjukkan bank akan terus mengurangi program stimulusnya dengan hati-hati .
Seperti dilaporkan Antara, di Tokyo, greenback naik menjadi 101,71 yen, naik dari 101,38 yen di New York pada Rabu sore dan lebih kuat dari tingkat 100,90 yean di Tokyo yang tersentuh pada Rabu (21/5/2014) pagi.
Euro juga menguat terhadap mata uang Jepang di 139,07 yen, naik dari 138,76 yen di perdagangan AS, ketika indeks acuan saham Nikkei Tokyo menambahkan lebih dari 2,0 persen pada penutupan karena sentimen positif.
Mata uang tunggal Eropa juga merosot ke 1,3673 dolar dari 1,3686 dolar karena para investor bertaruh Bank Sentral Eropa (ECB) akan melonggarkan kebijakan moneternya pada bulan depan untuk menopang ekonomi 18-negara zona euro.
Para pedagang lebih “bullish” (bergairah) setelah survei HSBC menunjukkan kegiatan manufaktur Tiongkok meningkat tajam pada Mei, mencapai tingkat tertinggi dalam lima bulan terakhir dan membantu mengurangi kekhawatiran tentang ekonomi nomor dua di dunia itu.
Pemulihan dalam data Tiongkok “menunjukkan bahwa tekanan pada sektor manufaktur telah berkurang secara nyata,” kata Capital Economics.
Yuan Tiongkok naik menjadi 16,28 yen dari 16,19 yen pada Rabu sore.
Investor cenderung membeli yen, yang dipandang sebagai mata uang “safe haven” di saat ketidakpastian atau terjadi gejolak dan menjualnya ketika kekhawatiran mereka mereda.
“Pasar telah berubah ke mode risk-on,” Yuji Kameoka, kepala strategi valas di Daiwa Securities, mengatakan kepada Dow Jones Newswires.
“Jika pemulihan ekonomi menyebar di seluruh dunia, yen rentan melemah.”
Di Amerika Serikat pada Rabu, risalah dari pertemuan The Fed pada April menunjukkan para pembuat kebijakan membahas bagaimana mengelola dampak dari kenaikan suku bunga yang mereka perkirakan akan dilaksanakan pada pertengahan tahun depan.
Pembicaraan mereka dilakukan ketika bank sedang memangkas program stimulus besar-besarannya, karena tanda-tanda ekonomi nomor satu dunia ini kembali ke jalurnya setelah mengalami krisis keuangan.
Dolar telah berbalik turun terhadap yen di Asia pada Rabu, setelah bank sentral Jepang (BoJ) memadamkan harapan langkah-langkah pelonggaran lebih besar dalam beberapa bulan mendatang, mengatakan ekonomi membaik meskipun ada kekhawatiran bahwa kenaikan pajak penjualan akan mengurangi belanja konsumen dan menggagalkan pemulihan.
Dolar sebagian besar lebih rendah terhadap mata uang Asia-Pasifik lainnya pada Kamis (22/4/2014).
Unit AS melemah menjadi 58,61 rupee India dari 58,82 rupee, menjadi 43,72 peso Filipina dari 43,77 peso, menjadi 1.024,75 won Korea Selatan dari 1.027,15 won, menjadi 1,2509 dolar Singapura dari 1,2531 dolar Singapura dan menjadi 30,12 dolar Taiwan dari 30,17 dolar Taiwan.
Greenback menguat menjadi 11.526.80 rupiah Indonesia dari 11.502,50 rupiah, sementara dolar Australia menguat menjadi 92,66 sen AS dari 92,30 sen AS, demikian AFP. (ant/dwi)