Jumat, 22 November 2024

Banyak Kaum Muda Menganggur

Laporan oleh Iping Supingah
Bagikan

Usia muda adalah usia yang paling optimal untuk mencari pekerjaan dan membangun karier. Sayangnya, jumlah lapangan kerja yang tersedia terbatas, apalagi di Indonesia. Di banyak negara, kaum muda diperkirakan 2,8 kali lebih besar kemungkinannya menjadi pengangguran dibanding pekerja dewasa. Di Indonesia, angka tersebut diperkirakan 4,6 kali lebih besar.

Organisasi buruh internasional atau ILO memperkirakan, dari 200 juta orang di seluruh dunia yang menganggur pada awal 2012, 40% atau 74,7 juta di antaranya adalah kaum muda. Dalam 10 tahun ke depan, diproyeksikan bahwa akan dibutuhkan 600 juta lapangan kerja untuk mengakomodir 200 juta angka pengangguran yang ada saat ini ditambah pertumbuhan angkatan kerja baru sebanyak 40 juta tenaga kerja per tahun.

Di antara 237,6 juta penduduk di Indonesia, 26,8% atau 64 juta jiwa di antaranya adalah remaja atau kelompok berusia 15 – 24 tahun. Indonesia yang notabene menduduki peringkat 4 besar untuk jumlah penduduk dunia ternyata juga menyandang peringkat tertinggi pengangguran usia muda di kawasan Asia Pasifik.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengungkapkan, tingkat pengangguran usia muda antara 15 – 29 tahun di Indonesia mencapai 19,9%, sedangkan Sri Lanka 17,9% dan Filipina 16,2%. Meskipun menurut Bappenas persentasenya sudah menurun dari tahun-tahun sebelumnya, angka ini masih terhitung besar.

Data Bappenas menunjukkan tingkat pengangguran terbuka secara nasional turun dari 11,9 juta orang (11,24%) pada tahun 2005 menjadi 7,7 juta orang (6,56%) pada tahun 2011. Penurunan tersebut diikuti dengan penurunan angka tingkat pengangguran usia muda dari 9,3 juta orang (25,32%) pada 2005 menjadi 5,3 juta orang (14,57%) pada 2011.

Sebanyak 20% dari jumlah pengangguran tesebut adalah lulusan perguruan tinggi. Ini disebabkan lulusan perguruan tinggi umumnya menginginkan pekerjaan formal.

Data Bappenas menyebutkan, 50% tingkat pengangguran terbuka berasal dari lulusan SD dan SMP, 30% lulusan SMA/SMK, dan sisanya adalah lulusan perguruan tinggi. Para lulusan itu masuk kelompok nonlabour income yang masih memiliki tabungan atau saudara yang membiayai sembari mencari pekerjaan formal yang diinginkan. Pekerjaan formal yang dimaksud adalah pekerjaan yang memberikan kesejahteraan yang baik dan jaminan sosial.(gk/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs