Bank Indonesia memprediksi perbankan akan menaikkan suku bunga kredit pada tahun ini setelah pada tahun lalu relatif menahan kenaikan suku bunga kreditnya.
“Kemungkinan di 2014 bank-bank akan menaikkan tingkat bunga pinjamannya,” kata Gubernur BI Agus Martowardojo saat menjadi pembicara dalam sebuah seminar di Jakarta, Rabu (26/2/2014) malam.
Agus menuturkan, pada semester kedua 2013 BI menaikkan suku bunga acuan (BI rate) hingga 175 basis poin. Perbankan sendiri merespon dengan menaikkan suku bunga deposito hingga 300 basis poin
Sementara itu, untuk suku bunga kredit, perbankan hanya menaikkan sekitar 40 basis poin. Bank-bank lebih memilih untuk mengorbankan marjin bunga bersih (NIM) dibandingkan menaikkan suku bunga kredit bagi nasabahnya. Untuk tahun ini, perbankan diperkirakan akan menaikkan suku bunga kreditnya.
“Oleh karena itu pengusaha harus siap-siap, kalau tidak perlu minjam kembaliin uangnya. Supaya daya tahan kita lebih kuat,” ujar Agus.
Pertarungan untuk mengumpulkan dana pihak ketiga (DPK) antar bank pada 2014 juga diperkirakan akan cukup ketat, oleh karena itu BI meminta perbankan untuk mematok pertumbuhan kredit sebesar 15-17 persen.
“Kalau mau tetap di atas 20 persen, itu bank-bank besar akan mudah mencari deposito dan bank-bank kecil bisa lemah,” kata Agus seperti dilansir Antara, Kamis (27/2/2014).
Selain itu, Agus menambahkan, kenaikan BI rate sebesar 175 basis poin yang dilakukan oleh Bank Indonesia pada tahun lalu memang untuk mengantisipasi membengkaknya defisit neraca transaksi berjalan dan tentunya merupakan upaya menjaga stabilitas sistem keuangan di Tanah Air.
“Di negara-negara lain seperti Turki, Afrika Selatan, Argentina dan Venezuela bahkan menaikkan suku bunga acuannya hingga 400-500 basis poin. Jadi kita masih untung, sigap di depan. Tidak seperti kondisi di negara tersebut (menaikkan suku bunga) karena sudah kehilangan kepercayaan,” ujar Agus.(ant/tok)